• Kamis, 28 September 2023

Krinok: Ayat-Ayat Sakral yang Mulai Terlupakan

- Sabtu, 10 November 2018 | 10:16 WIB

Oleh: Dita Sari Ayuning Dewi *)

Hoooooiiii...iii...iii…ii, awak rendah tumbuh di lekuk, cam tu nian nasebyo badan,,!!

ADA yang pernah mendengar lirik ini sebelumnya? Pertanyaan ini sedikit sulit untuk dijawab. Jika saya hanya memberikan sebaris lirik tanpa memberikan satu teks keseluruhan. Tentunya bukan perkara mudah untuk menentukan termasuk lirik apakah satu baris ini.

 

Kalau kita membuka youtube, sebenarnya satu baris ini termasuk dalam isi teks lagu daerah Jambi yang berjudul Krinok dan dinyanyikan oleh Andi Lesmana. Mengenal kata Krinok mungkin sedikit asing jika terdengar di khalayak ramai. Namun jangan salah sangka, menurut Kemendikbud, Krinok merupakan salah satu seni vokal tradisi yang dimiliki masyarakat Melayu di Kecamatan Rantau Pandan, Kabupaten Muara Bungo.

 

Nah, menurut Heri Susanto yang mengutip dari R. Van Heine Geldren mencoba menelusuri sejarah krinok lebih jauh. Ternyata krinok berasal dari lagu pantun bersahutan yang dibawa oleh suku anman dan kemungkinan berlabuh di pelabuhan Pulau Sumatera bagian tengah. Inilah awal mula kesenian krinok yang kemudian terus berkembang di Jambi dengan nama yang berbeda, seperti: senandung jolo (di daerah Tanjung Muaro Bungo), Mantau (di daerah Pelepat Muaro Bungo, Sarolangun, dan Tebo), Doak (di daerah Tebo), dan Krinok (di daerah Rantau Pandan Muaro Bungo). Keempat kesenian ini sangat mirip yang membedakan hanya materi lagu dan pilihan nada.

 

Krinok tentunya mempunyai ciri khas tersendiri yang membuatnya terasa istimewa di banding dengan seni vokal lainnya. Pertama, krinok hanya mengandalkan pita suara dinyanyikan dengan nada-nada tinggi dan tanpa alat musik. Bagi yang mempunyai pita suara yang bagus tentu akan menghasilkan suara dan nada tinggi yang bagus pula.

 

Kedua, krinok telah ada di masa lampau, dulu krinok digunakan diladang  saat mereka bekerja  atau mencari kayu di hutan. Krinok dapat dilantunkan sendiri atau juga berbalasan dengan pelantun lain yang berjarak ratusan meter. Ketiga, krinok telah masuk ke jajaran 70 warisan tak benda di Indonesia yang berasal dari provinsi Jambi dan telah menjadi ketetapan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tanggal 16 November 2013.

 

Pada poin ketiga di atas tentunya yang paling menojol di antara keempat kesenian vokal di Jambi. Pastinya butuh proses yang cukup panjang untuk mendapatkan ketetapan seperti ini. Namun, ternyata jika dulu krinok eksis pada zamannya. Ternyata tidak untuk era sekarang, kenapa? Setelah penulis melakukan angket kepada sejumlah mahasiswa asli Jambi, ditanya mengenai "apakah kamu mengenal krinok"? Ternyata dari 60 persenmahasiswa yang diwawancarai mengatakan tidak tahu, 30 persen tahu namun lupa mendengar dimana, dan 10persen pernah mendengar.

 

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

Memuliakan Sumber Pengetahuan

Rabu, 4 Januari 2023 | 23:20 WIB

Wagub Jambi Apresiasi Penutur Muda Senandung Jolo

Rabu, 4 Januari 2023 | 22:40 WIB

Orang Rimba Belajar Kerajinan

Kamis, 21 Juli 2022 | 15:20 WIB
X