METROJAMBI.COM - Dampak El Nino yang memiliki siklus 3-4 tahun dan memicu terjadinya kondisi kekeringan di wilayah Indonesia secara umum masih terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.
Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, selama kemarau tahun ini sudah ada 19 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung ini.
Karhutla tersebut tersebar di 6 kecamatan, diantaranya Kecamatan Muara Sabak Barat, Dendang, Sadu, Nipah Panjang, Mendahara Ulu dan Kecamatan Geragai.
Baca Juga: Overcapacity Jadi Kendala Pengguna Transportasi Publik
Kepala BPBD Kabupaten Tanjab Timur, Helmi Agustinus mengatakan, bahwa data sementara dari 19 kasus karhutla itu, luasan lahan yang terbakar mencapai 40 hektar lebih.
Luasan terbesar kasus karhutla ini, yakni 22 hektar yang terjadi di Kecamatan Sadu.
"Berkat kerjasama TNI, Polri dan masyarakat dibantu Tim Satgas Karhutla Kabupaten Tanjabtim dan Tim Satgas Provinsi Jambi, Alhamdulillah kebakaran lahan ini dapat teratasi," katanya.
Baca Juga: Soal Jabatan Sekda Sarolangun, Begini Penjelasan Pj Bupati Bachril Bakri
Dijelaskannya, saat ini peralatan yang digunakan untuk memadamkan api masih terbatas.
Namun untuk wilayah titik api yang tidak bisa dijangkau melalui transportasi darat, dilakukan pemadaman dari udara menggunakan helikopter water bombing.
"Wilayah yang rawan terjadi karhutla kita sudah mengirimkan alat-alat, seperti di Kecamatan Sadu, Mendahara Ulu dan Dendang," jelasnya.
Baca Juga: Niat Ingin Mencuri, Pria Kelahiran Pemalang Malah Lakukan Percobaan Rudapaksa
Pihaknya juga telah melakukan patroli gabungan bersama Tim Satgas Karhutla Kabupaten Tanjabtim di 4 posko sampai dengan akhir September ini yang dimulai pada tanggal 6 lalu.
"Tim Satgas Karhutla sudah stand by di Posko Sadu, Berbak, Mendahara Ulu dan Dendang. Tim terus melakukan patroli untuk mengantisipasi langkah penanganan jika ada terpantau titik api," katanya.