MUARABUNGO - Banjir parah yang melanda Kabupaten Bungo beberapa waktu lalu tidak hanya merendam ratusan rumah. Ribuan hektare lahan pertanian milik warga juga ikut terdampak.
Sebanyak 1.084 hektare lahan sawah milik warga di Kabupaten Bungo tergenang banjir pada awal tahun 2022 kemarin. Dari jumlah tersebut, 75 hektare sawah dinyatakan puso atau gagal panen akibat mengalami kegagalan total.
"Sementara selebihnya hanya terendam, tapi masih bisa di panen pasca banjir," ujar Kabid Tanaman Pangan Dinas TPHBun Kabupaten Bungo, Abdul Majid, Kamis (20/1).
Kondisi lahan sawah yang dinyatakan puso tersebut terdapat di 8 kecamatan, yakni di Kecamatan Tanah sepenggal, Tanah Sepenggal Lintas, Bathin III, Rantau Pandan, Jujuhan Ilir, Pelepat, Bungo Dani dan Kecamatan Tanah Tumbuh.
"Puluhan hektare yang gagal panen di 8 kecamatan itu sebarannya berada di 25 dusun," tuturnya.
Abdul Majid juga menjelaskan bahwa lahan yang dinyatakan puso akan dilakukan ganti rugi dengan pemberian bantuan bibit agar petani bisa melakukan penanaman kembali.
Menurutnya, pemberian bantuan bibit itu dilakukan untuk menjaga ketersediaan stok beras di Kabupaten Bungo.
Sementara itu, akibat bencana banjir tersebut, petani mengalami kerugian mencapai ratusan rupiah. "Biasanya modal hingga panen itu sekitar Rp 6-7 juta per hektare. Tapi karena ini belum panen, kita perkirakan biaya yang keluar sudah Rp 3 juta per hektare," jelasnya.