Mahasiswa KKN UAD Sosialisasikan Pemilahan Sampah

- Kamis, 9 Maret 2023 | 12:51 WIB

YOGYAKARTA - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) periode 101, kelompok lll.D2 mensosialisasikan pemilahan sampah metode ember tumpuk di Dusun Glodogan, Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menggandeng pemateri Prasetyo Ardinata, para peserta diramaikan masyarakat, pemuda dan kelompok PKK Desa Glodogan.

Mahasiswa menekankan, tujuan dari sosialisasi itu untuk memberikan pemahaman mengenai pengelolaan dan manfaat sampah botol, plastik dan sampah-sampah rumah tangga dengan metode ember tumpuk.

“Dengan adanya sosialisasi pemilahan sampah menggunakan ember tumpuk setidaknya membantu warga mengenai bagaimana cara mengolah sampah limbah dapur untuk dijadikan sebagai pupuk cair,” ujar salah satu mahasiswa KKN UAD 101 kelompok lll.D2.

Ditambahkan, meski mata pencaharian warga di Glodogan petani, mahasiswa menyakini kegiatan itu dapat membantu meringankan penyelesaian sampah di pedukuhan.

“Ember tumpuk adalah alat pembuat pupuk yang dibuat dengan menyatukan dua ember yang disusun bertingkat. Ember tumpuk digunakan untuk mengolah sampah dengan bantuan larva Hi (Hematia illucens),” katanya.

Larva Hi atau akrab dikenal warga maggot dapat membantu proses pengomposan aerob dan mempercepat proses penguraian sampah organik di reaktor tumpuk.

Reaktor tumpuk yang memungkinkan aliran lindi terpisah dari sampah-sampah, sehingga menghasilkan pupuk cair. Dengan metode ember tumpuk itu, banyak manfaat yang didapatkan seperti menghilangkan sampah rumah tangga dengan cepat dan air limbah dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Pembuatan dan mengaplikasikan ember tumpuk disebut mahasiswa dengan menyiapkan ember yang telah dilubangi. Lubang dibagian bawah ember nantinya diberi keran galon dan lubang berukuran kecil dibawah ember kedua untuk aliran air lindi.

Membuat lubang dengan ukuran kecil di bagian atas ember dekat bibir ember yang bertujuan sebagai tempat untuk telur larva BS (Black Soldier Fly) dan kemudian tumpuk kedua ember.

Masukkan sampah dapur seperti sisa makanan dan tambahkan magot secukupnya untuk membantu proses degradasi. Didiamkan lebih kurang dua minggu hingga warna tidak terlalu pekat hingga air lindi dapat digunakan sebagai pupuk cair tanaman.

“Harapannya pengolahan sampah dengan metode ember tumpuk ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, terutama ibu rumah tangga agar dapat mengurangi sampah yang menjadi momok di Desa Glodogan,” tutup mahasiswa.

Editor: Administrator

Terkini

X