Oleh: Drs. H. Tamar Tarewe
Assalamu\'alaikum warohmatullahi wabarokatuh, Saudaraku !
Ketika gelap baru Kita tersadarkan apa arti dari terang. Ketika kekeringan baru kita tersadarkan betapa berartinya air.
Ketika kehilangan baru kita tersadarkan arti dari memiliki. Ketika bertengkar baru kita tersadarkan arti dari persaudaraan dan persahabatan.
Ketika berpisah baru kita tersadarkan arti dari kebersamaan. Ketika sakit baru kita tersadarkan arti dari nikmat dan indahnya kesehatan.
Sungguh disayangkan, kesadaran itu selalu datang terlambat. Bukan kejadian yang membuat kita sedih atau bahagia, akan tetapi saat harus memilih di antara keduanya.
Kemarin sudah tiada, esok belumlah tiba. Kita hanya punya 1 hari, yaitu hari ini, maka jangan lewatkan hari ini tanpa berbuat baik kepada sesama.
Jangan sesali yang telah berlalu, itu perbuatan sia-sia. Tidak mungkin akan timbul kebahagiaan di atas penderitaan orang lain.
Syukuri apa yang telah dimiliki, agar kebahagiaan selalu berada di sisi kita. Jangan cari kesempurnaan, akan tetapi sempurnakanlah yang telah ada pada kita.
Dalam kehidupan nyata kadang kita suka mempermasalahkan hal kecil yang tidak penting, sehingga akhirnya merusak nilai yang besar.
Persaudaraan dan persahabatan yang indah selama puluhan tahun berubah menjadi permusuhan yang hebat, karena sepatah kata pedas yang tidak disengaja.
Keluarga yang rukun dan harmonis pun bisa hancur hanya karena perdebatan kecil yang tidak penting.
Yang remeh sering dipermasalahkan, tetapi yang lebih penting dan berharga lupa dan terabaikan. Seribu kebaikan sering tidak berarti, tapi setitik kekurangan diingat seumur hidup.
Mari belajar menerima kekurangan apapun yang ada dalam kehidupan kita. Bukankah tak ada yang sempurna di dunia ini?
Sehati bukan karena memberi, tetapi sehati karena saling memahami. Betah bukan karena mewah, tetapi betah karena saling mengalah.
Bersama bukan karena harta dunia, tetapi bersama karena saling mengisi. Indah bukan karena selalu mudah, tetapi indah karena dihadapi bersama di setiap kesusahan.