• Minggu, 24 September 2023

Shalat Adalah Persembahan Amal

- Jumat, 24 Februari 2023 | 11:49 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Al-Thabrani meriwayatkan hadits yang sangat populer dari Abdullah bin Qurth dari Rasulullah SAW, bahwa amal manusia yang pertama sekali dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Amal itu dianggap baik seluruhnya jika shalatnya baik, demikian pula sebaliknya, ia dianggap buruk jika shalatnya buruk.

Baca juga : Melalui Do'a Kita Mengenal Allah

Hadits ini menginformasikan pengadilan di hari kebangkitan nanti, di mana kita semua harus mempertanggungjawabkan amal masing-masing yang telah diperbuatnya selama di dunia. Sekecil apa pun amal itu dilakukan oleh kita, kita tidak akan terhindar dari pengadilan Allah seperti yang disebutkan di dalam Alquran surat Al-Zalzalah (99:7-8).

Barometer yang ditetapkan bagi baik buruknya amal kita di dunia adalah \"Shalat\". Amal dinilai baik jika shalatnya baik, dan dinilai buruk jika shalatnya buruk. Dijadikannya shalat sebagai barometer amal adalah karena ketika shalat kita mempersembahkan seluruh amalnya kepada Allah SWT.

Ada tiga alasan yang secara hipotitif mendasari pemikiran tersebut, yaitu :

Pertama Do'a iftitah yang dibaca sebelum Al-Fatihah merupakan pernyataan keikhlasan / penghambaan kepada Allah bahwa shalat (ibadah), pengorbanan, hidup dan mati semata-mata dipersembahkan kepada Tuhan semesta alam. Pernyataan ini memberikan arti bahwa seluruh amal perbuatan kita harus dipersembahkan kepada Allah sebagai bukti pengabdian. Mengikatkan diri menjadi seorang muslim berarti menyerahkan seluruh hidup untuk dan karena Allah semata (Al-Baqarah, 2:111), dan oleh karenanya kita mempersembahkan seluruh amalnya itu di dalam shalat.

Baca juga : Kapan Allah Mengabulkan Doa Kita ?

Kedua kalimat kebaktian yang terdapat di dalam surat Al-Fatihah, yang selalu diucapkan pada setiap rakaat shalat, adalah kami menyembah hanya kepada Engkau dan kami mengharap limpahan taufik dalam segala hal hanya dari Engkau (Al-Fatihah, 1:5). Penggunaan kata kami disini dimaksudkan sebagai pernyataan kebaktian bahwa segala ibadah yang Mahdhah dan Ghayr Mahdhah yang juga meliputi aktivitas hidup, kita persembahkan kepada Tuhan, dan kita hanya mengharapkan segala sesuatu menurut jalan yang telah ditetapkan-Nya.

Ketiga sebelum mengakhiri shalat, doa Tahiyyat memberikan informasi yang lengkap bahwa segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan dipersembahkan semata-mata hanya kepada Allah. Menunjukan bahwa shalat bukan saja aktivitas ritual yang wajib dilaksanakan lima kali sehari, tetapi lebih dari itu, shalat adalah ibadah untuk mempersembahkan seluruh aktivitas hidup kita kepada Allah SWT.

Oleh karena shalat adalah persembahan amal, maka amal yang dipersembahkan pada saat shalat sudah selayaknya amal yang baik. Tidak ada peluang mempersembahkan amal buruk di dalam shalat. Apabila ini yang dilakukan, maka dampak amal-amal baiknya menunjukkan kualitas shalat itu sendiri. Karena jika kita melakukan perbuatan yang buruk, maka amal buruk itu secara otomatis akan turut dipersembahkan di dalam shalat. Dan ini akan mempengaruhi kualitas shalat yang berujung pada buruknya shalat itu sendiri. Dan jika shalatnya buruk, maka buruk pulalah seluruh amal perbuatannya. Surah Al-Ma\'un (107:4-6) menyinggung shalat semacam ini, yakni shalat tidak akan mendatangkan manfaat, bahkan sebaliknya ia menjadi sumber azab bagi pelaku yang mengerjakan shalat sementara ia pun mengerjakan aktivitas buruk.

Baca juga : Berdoa Dengan Penuh Keyakinan Akan Dikabulkan

Itulah mengapa Allah SWT memerintahkan untuk memelihara shalat dalam keadaan apa pun (Al-Baqarah, 2:238), karena shalat memberikan sugesti kepada pelakunya untuk senantiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Amal baik itu pada gilirannya dipersembahkan kepada Allah di dalam shalat. Shalat macam inilah yang disebut-sebut oleh Rasulullah SAW sebagai tiang agama. Dan shalat macam ini pula yang akan melahirkan kondisi interaktif manusia dengan Allah SWT. Jika kita (umat muslim) telah melaksanakan shalat dalam pengertian ini, maka tujuan shalat seperti yang tersebut di dalam surat Al-\'Ankabut (29:45) yakni mencegah perbuatan keji dan munkar, akan terwujud.

Iklim sekarang yang memperlihatkan keadaan sebaliknya yaitu merajalelanya perbuatan keji dan munkar menunjukkan bahwa pelaksanaan shalat baru sampai pada aktivitas ritual atau sekedar menggugurkan kewajiban. Padahal lebih dari itu, shalat adalah bukti pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya, yang melaluinya seluruh amal perbuatan dipersembahkan kepada-Nya.

Di dalam Alquran perintah mengerjakan shalat senantiasa diikuti dengan perintah mengerjakan amal-amal lainnya, seperti zikir atau mengingat Allah (Al-\'Ankabut, 29:45; Al-A\'la, 87:14-15; Thaha, 20:14), Zakat (Al-Baqarah, 2:110), Kurban (Al-Kawtsar, 108:2; Al-An\'am, 6:162-163) atau perbuatan-perbuatan baik lainnya seperti yang tersebut dalam surat Al-Mu\'minun (23:2-11). Ini menginformasikan bahwa shalat yang dilakukan secara benar akan menjiwai amal-amal yang dilakukan oleh kita. Terhadap orang-orang yang memelihara shalat secara benar, shalat itu sendiri akan memberikan dampak positif bagi kehidupannya. Bahkan ia akan menjadi penerang dan penyelamat pada hari akhir nanti. Demikian sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad, Thabrani dan Ibn Hibban dari Abdullah bin Amr bin Ash.

Editor: Administrator

Terkini

X