Melalui Alquran, Allah telah mengomunikasikan sedemikian rupa kepada kita, bahwa urusan pengabulan doa adalah wilayah-Nya. Hanya Allah yang tahu harus bagaimana dan kapan mengabulkan doa. Apakah Do’a itu saat itu juga terkabul sesuai dengan apa yang dimohonkan, atau ada yang mendapatkannya dalam bentuk lain, atau ada yang Allah berikan dengan yang lebih baik dari yang dimohonkan, atau pengabulannya diberikan jauh setelah doa dimohonkan.
Kita tidak perlu risau jika apa yang kita minta belum dikabulkan, karena Allah punya rencana terbaik yang tidak diketahui oleh kita. Doa yang dimohonkan saat itu tidak harus terjadi saat itu juga. Jika belajar dari Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim, ada usaha untuk mewujudkan apa yang kita mohonkan kepada Allah. Dan jika pun setelah usaha itu belum terwujud juga, kita harus bertawakal karena bisa jadi generasi selanjutnya yang akan menerima pengabulan doa-doa kita. Doa itu belum terkabul, bukan tidak terkabul.
Allah maha tahu apa yang kita butuhkan, selama ini kita hanya meminta apa yang diinginkan bukan meminta apa yang dibutuhkan. Oleh karena itu, jangan lelah untuk berdoa, jangan mengeluh, apalagi menyalahkan Allah atas kejadian pahit yang kita alami. Boleh jadi kita membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kita, dan boleh jadi kita menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kita. Allah mengetahui, sedang manusia tidak mengetahui (Q.S. Al-Baqarah : 216).