JAMBI- Sepuluh orang anak yang menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang perempuan berinisial NT (20), saat ini berada di Balai Rehabilitasi Sosial Anak Sentra Alyatama Jambi.
Korban pelecehan seksual menjalani sekolah secara online. Pasalnya, mereka masih enggan bertatap muka dengan banyak orang.
Ketua RT28 Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi Helmi mengatakan, saat ini sepuluh korban yang berada di Sentra Alyatama mengikuti pelajaran online dari sekolah setelah berkoordinasi dengan pihak sekolah.
Dari ketujuh korban ini sudah melaksanakan kegiatan sekolah seperti biasa. Ia menyebutkan, jika tujuh korban itu tidak terlalu berdampak dan mereka bisa menguatkan diri sendiri.
"Atas saran dari UPTD PPA Jambi untuk menginapkan anak-anak ke Sentra Alyatama jadi mereka sekolah online," ujarnya, Rabu (8/2).
Sementara itu, tujuh anak lainnya yang juga menjadi korban memilih pulang ke rumah masing-masing.
Menurut Helmi, tujuh korban yang pulang ke rumah ini sudah menjalankan aktivitas seperti biasa. Begitu juga dengan kegiatan sekolah, mereka mengikuti pelajaran di sekolah secara langsung.
Mengenai kondisi anak saat ini, ia menjelaskan bahwa para orangtua korban mengkhawatirkan dampak negatif yang timbul pada masa mendatang.
Sementara itu, tujuh anak lainnya yang juga menjadi korban memilih pulang ke rumah masing-masing.
Menurut Helmi, tujuh korban yang pulang ke rumah ini sudah menjalankan aktivitas seperti biasa. Begitu juga dengan kegiatan sekolah, mereka mengikuti pelajaran di sekolah secara langsung.
Mengenai kondisi anak saat ini, ia menjelaskan bahwa para orangtua korban mengkhawatirkan dampak negatif yang timbul pada masa mendatang.
Namun, jika korban sudah ditangani dan dipantau oleh pendamping anak di Sentra Alyatama maka diharapkan dapat meminimalisir terjadinya dampak negatif di kemudian hari.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Asi Noprini mengatakan, ada sepuluh anak yang masuk ke Balai Rehabilitasi Sosial Anak memerlukan perlindungan khusus atau Sentra Alyatama Jambi.
Sepuluh anak ini mengikuti pembelajaran sekolah secara online didampingi tenaga pendamping dari Sentra Alyatama.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Asi Noprini mengatakan, ada sepuluh anak yang masuk ke Balai Rehabilitasi Sosial Anak memerlukan perlindungan khusus atau Sentra Alyatama Jambi.
Sepuluh anak ini mengikuti pembelajaran sekolah secara online didampingi tenaga pendamping dari Sentra Alyatama.
Jika ada tugas sekolah, kata Asi Noprini, maka tenaga pendamping yang menjemput atau mengantarkan tugas anak-anak tersebut ke sekolahnya.
"Aktivitas anak-anak saat ini sesuai usia mereka, bermain ada lapangan olahraga, mengaji, belajar sesuai jadwal dibuat anak-anak itu melupakan kejadian yang dialaminya," katanya.
Hingga saat ini hampir seluruh korban masih mengalami trauma dan mengingat kejadian tersebut.
"Aktivitas anak-anak saat ini sesuai usia mereka, bermain ada lapangan olahraga, mengaji, belajar sesuai jadwal dibuat anak-anak itu melupakan kejadian yang dialaminya," katanya.
Hingga saat ini hampir seluruh korban masih mengalami trauma dan mengingat kejadian tersebut.
Lebih lanjut, untuk tujuh korban yang pulang ke rumah masing-masing masih diawasi UPTD PPA Jambi dan dibawah pengasuhan orang tua.
Dari ketujuh korban ini sudah melaksanakan kegiatan sekolah seperti biasa. Ia menyebutkan, jika tujuh korban itu tidak terlalu berdampak dan mereka bisa menguatkan diri sendiri.