65 Tahun Provinsi Jambi, Bangkit di Tengah Pandemi

- Kamis, 6 Januari 2022 | 07:50 WIB

 JAMBI - Hari ini, 6 Januari 2022, Provinsi Jambi genap 65 tahun. Masih dalam suasana pandemi Covid-19, ada kelegaan tersendiri melingkupi. Dipimpin Gubernur Al Haris dan Wakil Gubernur Abdullah Sani, Jambi mampu menekan wabah global ini.

Sempat dilanda “kegamangan” karena situasi politik Pemilihan Gubernur 2020, berlanjut ke pemungutan suara ulang pada 2021, Provinsi Jambi segera bangkit begitu Haris-Sani dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu 7 Juli 2021.

Haris-Sani dilantik saat virus Corona sedangan ganas-ganasnya. Itulah sebabnya, sehari setelah dilantik, sesaat setelah mendarat di Bandara Sultan Thaha Jambi, Al Haris menyatakan bahwa tugas berat menantinya di depan mata.

“Tugas besar kami tidaklah mudah sebab (kami) memimpin daerah dengan kondisi Corona yang luar biasa. Tantangan ini luar biasa. Untuk itu kami akan bekerja sungguh-sungguh,” ucap Haris kepada pers Kamis (8/7/2021). Tugas pertamanya adalah menekan kasus Covid-19. 

Dalam rilis remis Pemprov yang diterima Metro Jambi pada Rabu (5/1) dijelaskan bahwa sejak ditemukannya kasus konfirmasi Covid-19 pertama di Provinsi Jambi, yang diumumkan  pada 13 April 2020, hingga 31 Desember 2021,  jumlah kasusnya mencapai 29.792.

Dari jumlah itu --yang cukup menggembirakan— sebanyak 97,32 persen atau 28.993 pasien yang tersebar di 11 kabupaten dan kota berhasil disembuhkan. Provinsi Jambi mencatat kematian 780 kasus atau 2,69 persen.

Yang tak kalah menggembirakan adalah capaian vaksinasi. Dengan 2.686.193 sasaran, realisasi vaksinasi dosis pertama per 31 Desember 2021 sebanyak 2.079.363 sasaran atau 77,41 persen. Sedangkan untuk dosis kedua sebanyak 1.492.558 sasaran atau 55,56 persen.

Selanjutnya, data-data menunjukkan bahwa kasus harian di Provinsi Jambi kini hanya tinggal belasan saja dan terus menurun.

Keberhasilan menekan kasus Covid-19 tentu saja berpengaruh kepada perekonomian. Pemulihan dan peningkatan perekonomian masyarakat adalah prioritas kedua program Haris-Sani setelah menekan kasus Covid-19.

Hasilnya? “Di era Haris-Sani terjadi perbaikan ekonomi yang drastis,” ungkap pakar ekonomi Universitas Jambi Prof Samsurizal Tan, Rabu (5/1). Katanya, kebijakan tegas terkait vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan membuahkan hasil.

“Pertumbuhan ekonomi di 2021 menjadi positif, hingga di triwulan ketiga 2021 ada di angka 2,3 persen dan mengalami lonjakan,” ujarnya.

Data Pemprov, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi year on year pada triwulan ketiga 2021 tumbuh positif dan membaik sebesar 5,91 persen dibandingkan triwulan ketiga 2020.

Harus diakui bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan perekonomian mengalami penurunan. Namun, laju pertumbuhan ekonomi Jambi lebih tinggi dibandingkan nasional. Ini antara  lain disebabkan oleh struktur perekonomian yang didominasi sektor pertanian.

Pemprov memaparkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jambi pada 2021 sebesar 71,63, meningkat sebesar 0,34 persen dari tahun sebelumnya.

Sementara persentase penduduk miskin pada Maret 2021 sebesar 8,09 persen atau 293,86 ribu jiwa, meningkat 0,51 persen dibanding Maret 2020 sebesar 7,58 persen. Lalu, pandemi Covid-19 juga meningkatkan angka pengangguran terbuka, namun masih  di bawah  tren nasional.

Kemiskinan dan pegangguran ini, kata Syamsurizal Tan, memang masih menjadi PR --pekerjaan rumah. Namun, ujarnya, jika pada 2022 pertumbuhan ekonomi Jambi di atas 3 persen, maka pengangguran dan kemiskinan akan turun.

Capaian positif terbaca pula pada indikator nilai tukar petani sebesar 138,79 pada 2021. Tahun sebelumnya 20,96. Ini mengindikasikan kemampuan petani terhadap komoditas yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan.

“Kalau ini naik, berarti kesejahteraan petani naik. Di sisi lain juga inflasi relatif stabil. Tidak salah kalau Provinsi Jambi termasuk rangking 4 indeks kesejateraan tinggi,” ujar Syamsurizal.

Di masa pandemi, nilai ekspor menurut pelabuhan di Jambi pada Oktober 2021 mencapai USD 83,78 juta. Sedangkan komoditi asal Jambi sendiri yang diekspor mencapai USD 59,11 juta, 61,63 persen diekspor melalui pelabuhan di luar Jambi.

Jambi mengekspor komoditi ke Singapura sebesar USD 630,16 juta (51,06 persen), Jepang USD 137,92 juta (11,18 persen), Amerika Serikat USD 99,04 juta (8,02 persen), Thailand USD 92,50 juta (7,49 persen) dan India USD 64,39 juta (5,22 persen).

Di sisi lain, realisasi investasi pada 2021 untuk penanaman modal dalam negeri mencapai Rp 4,681 triliun dan penanaman modal asing  Rp 613,54 miliar.

Dengan capaian-capaian yang positif, berkali-kali Gubernur Al Haris dihadiahi penghargaan. Untuk penanganan Covid-19, dia peraih predikat Best Governor for Healthcare and Action Againts Pandemics dari Metro TV.

Mendagri Tito Karnavian menghadiahi Pemprov Jambi sebagai pemerintahan daerah inovatif dalam event Innovative Government Award 2021. Selain itu, Al Haris juga menerima penghargaan dari Kementerian Tenaga Kerja dan Penghargaan Abdi Bhakti Tani dari Kementan.

Walau banyak capaian positif, menurut Syamsurizal Tan, Provinsi Jambi harus membuat komoditi cadangan jika terjadi penurunan harga di komoditi yang menguntungkan. “UMKM harus kita dorong, industri dan jasa juga harus diperhatikan,” ujarnya.

Dosen Ilmu Pemerintahan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Yudi Armansyah menilai, keberanian Haris-Sani mengambil kebijakan yang lebih solutif bagi masyarakat Jambi adalah sebuah nilai plus.

“Misalnya, soal jalur alternatif angkutan batubara, dan kembali ‘akan’ membangun pelabuhan Ujung Jabung yang mangkrak itu,” ujarnya.

Namun, tetap saja, menurut dia,  Haris harus ekstra berbenah dan berakselerasi. Selain karena baru menjalankan pemerintahan, Haris-Sani hanya efektif bekerja 2,5 tahun. “Di sisi lain masih banyak PR yang belum terselesaikan,” ujarnya.

Editor: Administrator

Terkini