Amazone WTC Tutup, Sempat Dipanggil Pemkot Terkait Masalah Pajak

- Senin, 5 September 2022 | 07:18 WIB

JAMBI - Wahana hiburan ketangkasan Amazone WTC Batanghari Jambi menyatakan akan tutup usaha karena mengalami kerugian. Amazone sempat dipanggil Pemkot terkait masalah pajak.

Rencana penutupan Amazone ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Jambi Nella Evrina. Menurut Nella, rencana penutupan itu dinyatakan langsung oleh manajemen pusat Amazone.

Dia menjelaskan, pasca mendapat dokumen laporan dugaan penggelapan pajak di Amazone WTC Batanghari, pihaknya beberapa kali memanggil pengelola usaha hiburan tersebut. Terakhir pada akhir Agustus lalu.

“Amazone dari pusat datang ke kantor untuk memberikan klarifikasi,” ujar Nella, akhir pekan lalu. Saat klarifikasi, tambah Nella, manajemen Amazone menunjukan bahwa laporan yang dibuat sama dengan pajak yang dibayarkan ke Pemkot.

Pajak hiburan di Kota Jambi diatur dalam Perda Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pajak Daerah. Dalam perda itu disebutkan, usaha permainan ketangkasan --seperti Amazone-- dikenai pajak hiburan 20 persen dari pendapatan

Hanya saja, Nella sempat membandingkan pendapatan Amazone di kota kecil lain, yang penduduknya lebih sedikit dari Kota Jambi. Diketahui, di kota kecil itu Amazone membayar pajak lebih banyak.

“Kota kecil lah, tapi pajak yang dibayarkan lumayan dibandingkan di Kota Jambi,” kata Nella. Sayangnya, Nella tidak menyebutkan penjelasan Amazone atas perbedaan pajak itu.

Justru, tambah dia, Amazone menyatakan akan menutup usaha mereka di lantai 3 WTC Batanghari tersebut. Alasannya, pendapatan mereka di sana tidak sesuai dengan biaya operasional.

“Pihak WTC sendiri juga telah memberitahu jika ada salah satu outlet mereka akan tutup,” ungkap Nella. Katanya, penutupan dilakukan per 1 September 2022.

Tak hanya di WTC Batanghari, ada tujuh outlet Amazone lainnya di berbagai kota di Indonesia yang juga tutup. “Kita meminta Amazone memberikan rilis pers terkait penutupannya itu,” imbuhnya.

Kasus pajak Amazone mengemuka dari laporan sebuah lembaga masyarakat ke berbagai pihak pada 2020 lalu. Metro Jambi mendapat dokumen laporan yang antara lain ditujukan ke Kejaksaan Agung tersebut.

Dokumen itu menyebutkan bahwa Amazone diduga memanipulasi laporan keuangan kurun 2010-2019. Indikasi modusnya adalah dengan membuat aplikasi keuangan di komputer yang diduga memakai formula tertentu.

Sehingga, diduga laporan omset riil tidak sama dengan laporan yang disampaikan ke pemerintah. Sehingga ada miliaran potensi pajak yang diduga tidak dibayarkan ke kas Pemkot.

Dokumen itu menyebutkan ada “tombol jahat” untuk menjalankan formula tertentu pada aplikasi pendapatan di komputer Amazone WTC Batanghari.  Bila tombol-tombol itu diklik, maka laporan pendapatan akan berubah menjadi lebih kecil.

Metro Jambi telah berupaya mengkonfirmasi soal dokumen tersebut dengan menemui penanggung jawab operasional Amazone WTC Batanghari, Momo Mulyono, pada Kamis, 11 Agustus 2022.

Sayangnya, Momo menyatakan tidak berwenang memberikan penjelasan. Dia mengaku hanya penanggung jawab operasional yang mengurusi aktivitas sehari-hari di tempat permainan ketangkasan itu.

Katanya, tidak hanya Metro Jambi, sejumlah pihak juga sudah mendatanginya untuk mengkonfirmasi masalah tersebut. Selaku bawahan, dia hanya bisa menyampaikan permintaan konfirmasi ke atasannya.

Dia pun berjanji menyampaikan permintaan wawancara dari Metro Jambi ke atasannya. Namun. hingga berita ini ditulis belum ada penjelasan dari manajemen Amazone. Momo sendiri tidak lagi menjawab pesan WhatsApp Metro Jambi.

Editor: Administrator

Terkini