Indonesia Krisis Karakter

- Rabu, 4 Desember 2019 | 20:51 WIB

Oleh : Muhammad Farhan Pratama Putra *)

BERBICARA tentang pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari seorang pahlawan bangsa  yaitu Ki Hadjar Dewantara sehingga kita bisa merasakan pendidikan di negeri tercinta Indonesia dan  beliau telah mewarisi semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakai hingga kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia yaitu “ing ngarsa sung tauladha,ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”  (“di depan memberi contoh,di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan”).

Semboyan ini yang masih dilestarikan hingga saat ini di dalam dunia pendidikan , terutama di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.

Pendidikan menurut David Popenoe, fungsi pendididikan salah satunya sekolah mengajarkan corak kepribadian. Sedangkan menurut UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang di perlukan dirinya,masyarakat , bangsa dan negara”.

Dari dua definisi tersebut dapat kita tarik pemahaman bawasannya sekolah dapat membentuk karakter seseorang lewat pendidikan formal,dalam hal ini pendidikan itu sangat penting dan tidak boleh dianggap remeh dikarenakan pembelajaran di dalam sekolah yang salah kaprah atau kurang tegasnya guru dalam menghadapi siswa yang bermasalah hal ini dapat menimbulkan berdampak negative kepada karakter seorang siswa atau siswi dan akan menimbulkan pemberontakan. Di setiap negara yang merdeka dan berdaulat mereka selalu utamakan yang namanya pendidikan tak terkecuali Indonesia.

Pendidikan di Indonesia baik itu secara terstuktur itu menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan Republik Indonesia (Kemdikbud) yang dahulunya bernama Departemen Pendidikan Nasional Republuk Indonesia (Depdiknas). Di indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar demi mendokrak dan mengembangkan potensi warga negaranya karena sudah di jelaskan dalam Undang-Undang:

Kita masih bertanya-tanya tentang perkembanga pendidikan di Indonesia. Apa yang menjadi masalah terbesar dalam pendidikan di Indonesia?lalu bagaimana cara mengatasi kemunduran tersebut?. Kita sadar bawasanya pendidikan bukan hanya seberapa pintar anak tersebut disekolah atau seberapa banyak prestasi yang di raih di usia muda, akan tetapi seberapah mampu pendidikan dapat membentuk kepribadian ataukarakter yang baiknya di dasari oleh nilai-nilai Pancasila.

Bisa kita lihat belakangan ini banyak sekali fenomena viral di indonesia dalam ruang lingkup pendidikan salah satunya “ seorang murid memukul seorang guru karena di tegur  saat merokok ”. Fenomena tersebut berdapak buruk bukan hanya sekolah tapi  image pendidikan di Indonesia akan juga menjadi buruk dalam menyelesaikan masalah pendidikan. Dikutip dari Kompas.com,Kepala Dinas Pendidikan(Dispendik) Gresik Mahin mengatakan masih menelusuri kebenarannya.

Tentunya dalam kejadian ini pelaku jelas sudah terang-terangan melecehkan institusi pendidikan,kejadian tersebut terfokus kepada karakter yang kurang bagus sehinggga seorang muridsampai tidakmenghargai seorang guru yang statusnya masih honorer, ini kegagalan bagi pemerintah dalam mendidik warga negaranya dalam pembentukan karakter dan juga  menjadi pembelajaran dan tantangan pemerintah, guru, maupun orang tua dalam mendidik karakter seorang anak. Hal ini disebabkan oleh kurang adanya penerapan dan penekanan  nilai-nilai pancasila di lingkungan sekolah.

Dapat kalian ketahui dari problem tersebut begitu pentingnya pendidikan karakter yang memilki nilai-nilai pancasila. Menanamkan penerapan nilai-nilai pancasila banyak sekali dampak positif dalam mendidik dan membentuk pondasi karakter yang kuat untuk setiap individu, seperti yang kita ketahui bawasannya di SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi ada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan(Pkn), pelajaran PKn tersebut hanya mengajarkan pengertian, tujuan dari pelajaran PKn tersebut dan juga mengajarkan nilai-nilai pancasilaakan tetapi itu semua hanyalah sebuah teoro.

Jika teori tidak di imbangin dengan praktek langsung takutnya pembelajaran tersebut akan sia-sia karena dalam membentuk pondasi dan karakter yang kuat harus ada pengalaman atau kesan-kesan yang bisa di banggakan bagi setiap orang,dan menjadi cerita yang menyenangkan ketika dewasa nanti.

Oleh karena itu pendidikan karakter itu sangat di butuhkan untuk menghilangkan kebiasaan- kebiasaan buruk, apalagi penerapan nilai-nilai pancasila dapat merubah pola berfikir, prilaku ,sosial, disiplin, kepatuhan, toleransi, tenggang rasa dan DLL, tentunya sudah saatnya bagi pemerintah untuk membuat program terobosan yang mengacu pada nilai-nilai luhur pancasila supaya kejadian atau kenangan buruk di ruang lingkup pendidikan tidak terualang lagi, dan mempatkan sekolah sebagai tempat proritas utama dalam membentuk pondasi dan karakter yang kuat ,bukan nilai ujian atau prestasi yang di utamakan,kalau pendidikan karakter tidak di utamakan akan hancur negara ini.

Maka dapat disimpulkan dari pemaparan penulis bahwasanya, Sekali lagi perlu di tekankan pendidikan karakter itu penting kerena pendidikan adalah sebuah wadah yang di ciptakan secara terstuktur dan sedangkan karakter adalahgambaran dari sebuah bangsa.Pendidikan tersebut dengan menanamkan nilai-nilai luhur pancasila. Maka dari itu nilai –nilai  pancasila harus di tekan dalam pendidikan dan menjadikannya sebagai pondasi yang kuat karena sebuah Bangsa yang baik adalah bangsa yang mampu membangun karakter yang kuat untuk warga negaranya dan Indonesia merupakan negara yang mempunyai ideologi pancasila yang dapat membentuk karakter yang kuat dan mengembangkan potensi tanpa batas lewat pendidikan.

*) Penulis merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unja

Editor: Administrator

Terkini

Guru ‘Bermuka Dua’

Senin, 5 Juni 2023 | 13:51 WIB

Tanggung Jawab Suami

Rabu, 24 Mei 2023 | 18:59 WIB

Resiko Bisnis atau Korupsi

Kamis, 11 Mei 2023 | 20:16 WIB

Media dan Marketing Politik

Minggu, 7 Mei 2023 | 16:37 WIB

Percakapan “Akademik’ Guru

Jumat, 5 Mei 2023 | 16:26 WIB

Diam-diam Memupuk Rindu Pada Sastra

Rabu, 3 Mei 2023 | 11:58 WIB

Menyambut Idul Fitri, Mencintai Bumi

Sabtu, 22 April 2023 | 22:06 WIB

Ramadan Pergi...

Senin, 17 April 2023 | 23:12 WIB

Mengakhiri Ramadan

Senin, 17 April 2023 | 20:57 WIB

Kurikulum Merdeka ‘Ramadan’

Senin, 27 Maret 2023 | 08:39 WIB

Mungkinkah Doa Ditolak Allah?

Jumat, 17 Maret 2023 | 09:53 WIB

Pemilih Milenial Perisai Idealis Pemilu 2024

Rabu, 15 Maret 2023 | 21:48 WIB

Pengaruh Money Politics Dalam Pemilihan Umum

Selasa, 7 Maret 2023 | 12:09 WIB