• Minggu, 24 September 2023

Masa Tenang, Jernihkan Pikiran

- Senin, 7 Desember 2020 | 16:34 WIB

Kedua, abaikan pesan yang isi kayak iklan, ‘punyo awaklah yang elok’. Pesan pesan yang berisi tuturan yang mengandung ‘superlatif’, dengan menggunakan kata ‘paling’ atau ‘ter-: paling pantas, tercantik, paling anti korupsi, paling tahu, paling mengenal, paling berpengalaman, dan lain-lain.

Ketiga, jangan terlalu percaya pesan pesan yang berisi gaya bahasa ‘totem pro parte’, yang sebuah ungkapan menyatakan seluruhnya tetapi berarti sebagian: Masyarakat Desa Semerah memilih Si A, Kami Dusun Baru sudah pasti mendukung Si B. Kelompok Pengajian C sudah berkomitmen memilih D. Ungkapan ini adalah contoh gaya bahasa Totem pro parte, bisa dipastikan tidak semua masyarakat Desa Semerah memilih Si A, dan lain-lain.

Keempat, hati hati dengan informasi overclaim atau over confidence, sikap dan sifat berlebihan bisa menjebak pada situasi yang tidak mengenakkan, percaya diri memang menjadi modal utama mencapai kesuksesan, tapi segala sesuatu yang berlebihan (over confidence atau overclaim) dapat berdampat tidak baik: Kalau saya terpilih, UMR (Upah Minimum Regional) naik dua kali (Tempo), Satu satunya yang bisa memimpin adalah pasangan Y. Pasangan Z bisa menyelesaikan persoalan, dan lain-lain.

Kelima, tolong bedakan antara fakta dan opini. Ini penting dilakukan untuk memastikan informasi yang didapat itu berdasarkan data emperis atau hanya sekedar pendapat seseorang yang cederung tendensius.

Masa tenang adalah waktu berfikir, merenungi secara mendalam dengan mencermati, menganalisa, meyakini secara pasti untuk mendapatkan pilihan yang paling pas dengan melihat, memperhatikan perilaku, fenomena, kejadian, masalah yang yang sedang berkembang dihari hari terakhir menjelang hari pencoblosan.

Ini dilakukan agar tumbuh keyakinan yang kuat, dan menghindari diri dari sikap ikut-ikutan terhadap opini yang berkembang dan akhirnya muncul kejernihan, ketajaman akal pikiran, perasaan dalam memilih, memilah pemimpin.

Bagi rakyat, waktunya menentukan pilihan untuk dibawa ke bilik suara, suara rakyat menentukan masa depan bangsa. Jangan sia siakan ‘ibadah’ ini.


*) Penulis adalah seorang pendidik di Madrasah

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

Hak Milik dan Izin

Selasa, 19 September 2023 | 14:48 WIB

Hukum Alam Dalam Pembelajaran

Selasa, 29 Agustus 2023 | 09:58 WIB

Kemerdekaan dan Sabotase Diri

Kamis, 17 Agustus 2023 | 08:14 WIB

Tafsir 'Bajingan dan Tolol'

Rabu, 16 Agustus 2023 | 09:14 WIB

Lengser Keprabon, Mandig Pandito

Jumat, 11 Agustus 2023 | 10:14 WIB

Black Box Pembelajaran

Senin, 24 Juli 2023 | 08:51 WIB

Perkawinan dan Perbuatan Pidana

Sabtu, 22 Juli 2023 | 17:49 WIB

Izin dan Sertifikasi

Jumat, 7 Juli 2023 | 07:23 WIB

Libur dan Muhasabah Profesional

Senin, 26 Juni 2023 | 10:14 WIB

Guru ‘Bermuka Dua’

Senin, 5 Juni 2023 | 13:51 WIB

Tanggung Jawab Suami

Rabu, 24 Mei 2023 | 18:59 WIB

Resiko Bisnis atau Korupsi

Kamis, 11 Mei 2023 | 20:16 WIB

Media dan Marketing Politik

Minggu, 7 Mei 2023 | 16:37 WIB

Percakapan “Akademik’ Guru

Jumat, 5 Mei 2023 | 16:26 WIB

Diam-diam Memupuk Rindu Pada Sastra

Rabu, 3 Mei 2023 | 11:58 WIB
X