Oleh: Musri Nauli *)
SEMBARI menunggu hasil penetapan KPU dan kemungkinan besar digugat ke MK, hasil Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur Jambi 2020 (Pilkada Jambi 2020) menarik untuk diikuti.
Dari seluruh politisi yang menjadi bagian dari Pilkada Jambi 2020, tentu saja saya menganggap beban yang paling berat adalah H. Bakri. Ketua Koalisi Partai pengusung Al Haris-Abdullah Sani.
Sempat menjadi polemik dan menarik perhatian publik ketika PAN ternyata tidak mendukung Hj. Ratu Munawaroh (RM) sebagai kandidat Wakil Gubernur Jambi 2020.
Masih ingat di dalam perdebatan di media massa, ketika opini yang menulis tentang PAN yang tidak dapat dipisahkan dari keluarga besar Nurdin Hamzah. Dan ketika PAN ternyata tidak mendukung RM sebagai peserta kontestan pilkada Jambi 2020.
Sempat menjadi polemik yang berkepanjangan dan menarik perhatian masyarakat.
Tidak dapat dipungkiri, opini kemudian menjadi perhatian publik untuk melihat bagaimana ending dari pilkada Jambi 2020. Apabila PAN ternyata gagal mengusung dan memenangkan kandidat yang dipilihnya (baca Al Haris-Sani) maka hipotesis PAN dan keluarga besar Nurdin Hamzah tidak terpisahkan.
Namun apabila PAN berhasil memenangkan Pilkada Jambi 2020, maka nama besar PAN sebagai partai yang diperhitungkan di Jambi akan berhasil melewati badai besar.
Berbeda dengan sebagian kalangan yang kemudian hanya melihat “hitam – putih” politik. Bagi saya, angka, data, rekam jejak adalah cara memotret sekalian melihat dan mengukur cara kerja partai.
Ujian terbesar justru ketika H. Bakri ditunjuk sebagai “komandan” PAN paska Zumi Zola ditangkap peristiwa OTT.
Dalam rentang waktu yang pendek, menghadapi tekanan public yang besar, proses pemeriksaan hingga persidangan yang tidak dapat dipisahkan dari pemberitaan Zumi Zola dan kemudian menyeret nama partai, H. Bakri harus menghadapi pemilu 2019.
Bayangkan. Hantaman bak “palu godam”, H. Bakri harus cepat konsolidasi untuk menghadapi pemilu 2019.
Mengutip tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Arah Baru PAN Jambi”, PAN Jambi tetap berkibar. H. Bakri berhasil menjadi incumbent di DPR, kemenangan telak di Tanjabtim dan jumlah tetap kursi di DPRD Provinsi Jambi.
Sehingga ketika badai pertama dilalui, tentu saja ada beban berat secara politik terhadap H. Bakri.