Sehingga Kabihu memiliki struktur seperti Maramba dan Ratu.
Istilah Raja tidak dikenal didalam struktur adat. Pengikraran Raja di kalangan tertentu tidak menjadi bagian dari masyarakat di Sumba. Belanda kemudian menghancurkan pranata dan kemudian membuat struktur seperti Maramba, Ratu, Kabiku, Ata. Struktur ini kemudian dikendalikan Belanda sehingga urutan struktur kemudian membuat lapisan social menjadi berbeda.
Dalam struktur social, pemangku pemerintahan mengenal Praingu. Praingu dapat dikategorikan sebagai struktur setingkat pemerintahan Desa.
Dalam struktur ini kemudian di dalam Praingu mengenal sistem kekerabatan yang terletak di Praingu. Setiap kabihu diusulkan oleh kekerabatan masyarakat. Sehingga di dalam Praingu terdapat beberapa Kabihu.
Humba tidak terpisahkan dari rumah adat khas dengan atap menyertai dan berbentuk limas besar diyakini sebagai tempat pemujaan kepada leluhur. Selain itu juga berfungsi sebagai “Uma Dana” yang juga berguna sebagai tempat menyimpan keramat, Bei Uma, rumah utama sebagai kegiatan sehari-hari dan Kali Kambunga, yaitu kolong rumah yang digunakan sebagai kandang hewan peliharaan.
Untuk memahami sistem kekerabatan orang Humba, maka sistem kekerabatan geneologis merupakan pembentuk kekerabatan masyarakat. Pendekatan kekerabatan geneologis merupakan perpaduan antara sistem kekerabatan di Batak dan sistem kekerabatan di Minangkabau.
Untuk menentukan kekerabatan yang berdasarkan kekerabatan garis Ibu, penghormatan kepada garis ibu mengingatkan kepada struktur masyarakat di sistem matrilinieal. Sistem ini kemudian dikenal sebagai “mamak” sebagai perwakilan saudara laki-laki dari pihak ibu yang mewakili “kaum” didalam urusan adat dan persoalan lainnya.
Namun yang unik didalam didalam perkawinan, maka perempuan yang mengikuti laki-laki. Didalam perselisihan kekeluargaan, perempuan hendaklah harus mengadu kepada keluarga laki-laki. Setiap tahap ini disampaikan melalui prosesi yang dikenal “Panaungu” atau nasehat adat.
Negeri Humba kemudian masih bertahan dengan tradisi dan budaya yang kental. Entah tenunan maupun rumah adat yang atapnya terbuat dari ijuk. Sudah berdiri ribuan tahun yang lalu.
Mewarisi sejarah panjang negeri Humba kemudian mengajarkan banyak hal. Termasuk menghormati tamu yang datang. Apalagi pemimpin yang dirindukan.
*) Advokat. Tinggal di Jambi.