Partai Mahasiswa Indonesia di Mata Mahasiswa

- Rabu, 27 April 2022 | 11:30 WIB
Simson Nababan
Simson Nababan

*Oleh: Simson Nababan *)

SUDAH jadi rahasia umum dan tak dapat dibantah lagi jika orientasi dari partai adalah kekuasaan dan kepentingan. Terbaru dunia mahasiswa, bahkan masyarakat Indonesia dibuat bertanya-tanya dengan hadirnya sebuah partai yang mengatasnamakan Mahasiswa, ya. Partai Mahasiswa Indonesia (PMI) namanya.

Eko Pratama, sosok figur yang menjadi Ketua Umum dari partai yang menjual nama Mahasiswa ini diketahui merupakan Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara yang sebelumnya ramai menjadi perbincangan setelah lebih memilih berdiskusi dengan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto, ketimbang bersatu dengan kelompok mahasiswa yang turun menyuarakan aspirasi ke jalanan.

Tak lama setelah peristiwa itu, kini malah muncul partai, waduh. Sesama mahasiswa, tentu saya (Penulis) juga sadar dan tau betul bahwa ada banyak jalan menuju Roma. Ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk menyampaikan aspirasi, memuluskan kepentingan, dan memastikan bahwa Demokrasi di negara ini masih berjalan atau berpraktek sebagaimana teori mengatakan.

Namun, terkait kehadiran PMI dengan terbitnya Surat Keputusan (SK) Kemenkumham No: M.HH-6.AH.11.01 tahun 2022, pada 21 Januari 2022 lalu tentang pendirian PMI. Hingga saat tulisan ini diketik oleh penulis, akal sehat penulis atau mungkin juga ribuan mahasiswa seluruh Indonesia masih mempertanyakan apa sebenarnya tujuan atau siapa orang dibalik pendirian partai yang mengatasnamakan mahasiswa itu?

Karena menurut saya, sebagai mahasiswa menjadi sangat penting untuk menjaga independesi serta memupuk idealisme. Bukan tidak mungkin, kehadiran PMI yang viral di jagad media massa ini dapat mematahkan semangat perjuangan mahasiswa dan memecah peran mahasiswa sebagai agent of change dan sosial control.

Mengapa, karena berbicara partai tentu tidak lepas dari kepentingan. Sementara kepentingan partai yang paling paling penting adalah memenangkan pertarungan (kontestasi). Nah bagaimana caranya? Bermain pragmagis pun kerap menjadi solusi.

Praktisnya, mereka yang terjun ke dunia politik harus memilih antara menjadi oposisi atau koalisi pemerintah. Pertanyaannya, dimana nanti letak pemikiran kritis mahasiswanya ketika pilihan yang diambil adalah menjadi koalisi pemerintah. Yang ada, besar kemungkinan Partai yang katanya mahasiswa ini, nanti malah tidak lagi mendengarkan aspirasi atau persoalan krusial di masyarakat. Karena sama-sama kita ketahui bersama jika kebanyakan partai politik di Republik tercinta ini menerapkan pola-pola politik pragmatis. Waduh parah.

Besar harapan saya sebagai mahasiswa, untuk saudara Eko Pratama (Ketum PMI) yang juga merupakan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara, salah satu kelompok gerakan mahasiswa yang paling dikenal di Indonesia yang belakangan telah pecah menjadi dua kubu untuk segera membubarkan PMI.

Sudah begitu banyak organisasi-organisasi di Indonesia yang mengatasnamakan rakyat, tak sedikit pula yang terpecah karena kepentingan masing-masing kubu. Ada banyak yang lebih penting untuk disuarakan, oleh karena itu lebih baik rasanya jika mahasiswa (agent of change) segera bersatu.

Mari bersama-sama menyuarakan dan mengkawal semua persoalan yang ada di Republik tercinta ini, sebagai mahasiswa rasanya tak perlu sampai bergabung atau terjun ke dunia politik, kecuali jika mau nyaleg atau nyabup/nyakot.

Ingat kita ini Mahasiswa, bukan Politisi.
Hidup Mahasiswa.
Hidup Rakyat Indonesia.


*) Penulis merupakan Sekretaris Fungsi Perguruan Tinggi GMKI Jambi.

Editor: Administrator

Terkini

Tanggung Jawab Suami

Rabu, 24 Mei 2023 | 18:59 WIB

Resiko Bisnis atau Korupsi

Kamis, 11 Mei 2023 | 20:16 WIB

Media dan Marketing Politik

Minggu, 7 Mei 2023 | 16:37 WIB

Percakapan “Akademik’ Guru

Jumat, 5 Mei 2023 | 16:26 WIB

Diam-diam Memupuk Rindu Pada Sastra

Rabu, 3 Mei 2023 | 11:58 WIB

Menyambut Idul Fitri, Mencintai Bumi

Sabtu, 22 April 2023 | 22:06 WIB

Ramadan Pergi...

Senin, 17 April 2023 | 23:12 WIB

Mengakhiri Ramadan

Senin, 17 April 2023 | 20:57 WIB

Kurikulum Merdeka ‘Ramadan’

Senin, 27 Maret 2023 | 08:39 WIB

Mungkinkah Doa Ditolak Allah?

Jumat, 17 Maret 2023 | 09:53 WIB

Pemilih Milenial Perisai Idealis Pemilu 2024

Rabu, 15 Maret 2023 | 21:48 WIB

Pengaruh Money Politics Dalam Pemilihan Umum

Selasa, 7 Maret 2023 | 12:09 WIB

Islam, Seni dan Trend

Rabu, 1 Maret 2023 | 19:14 WIB