Pemilih Milenial Perisai Idealis Pemilu 2024

- Rabu, 15 Maret 2023 | 21:48 WIB
Ahmad Abrar
Ahmad Abrar

Oleh: Ahmad Abrar, S.Pd.I M.Pd.I*

PEMILIH milenial diprediksi akan menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Antusiasme di kalangan politisi tentu pemilih milenial menjadi sasaran utama dalam menggaet suara pemilih.

Pemilih milenial merupakan pemilih dengan rentang usia antara 17-37 tahun. Pada Pemilu serentak 2024 mendatang diprediksi jumlah pemilih millenial akan mengalami peningkatan.

Jika berkaca pada Pemilu serentak 2019, data dari KPU jumlah pemilih milenial sudah mencapai 70 juta - 80 juta jiwa dari 193 juta pemilih.

Artinya, 35-40 persen pemilih milenial sudah mempunyai kekuatan dan memiliki pengaruh besar terhadap hasil pemilu yang nantinya berpengaruh kepada kemajuan bangsa. Maka pemilih milenial harus menjadi benteng perlawanan untuk menggerus politik transaksional yang merajalela dan mengakar di pesta demokrasi.

Namun persoalan lain yang bisa terjadi pada keikutsertaan para pemilih milenial dalam pesta demokrasi itu, mereka juga bisa berpeluang menjadi penyumbang “golput” dalam pemilu nantinya.

Mengatasi hal itu penting bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) mempunyai misi untuk menghadirkan daulat rakyat melalui pendidikan pemilih. Apabila pendidikan pemilih tersebut berhasil, maka masalah-masalah bisa dikurangi, dan manfaat demokrasi dari waktu ke waktu akan semakin besar.

Garis besar tujuan pendidikan pemilih adalah melek politik bagi pemilih. Kita harus tau indikator-indikatornya, kita harus mengukur setiap daerah terkait melek politik, dan cara apa yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.

KPU harus melakukan pembebasan buta pemilu, buta politik, dan buta demokrasi. Untuk itu, program partisipasi masyarakat itu tidak hanya diukur dari kehadiran pemilih di TPS, tetapi juga faktor lain.

Maka perlu konstruksi dan format dengan metode optimal yang harus dilaksanakan melalui gagasan-gagasan KPU seluruh Indonesia sebagai rekomendasi program partisipasi masyarakat.

Pentingnya peran khusus pemilih milenial

Generasi muda menjadi harapan perubahan dan perbaikan peradaban yang dicita citakan. Namun, dapatkah pemuda menjadi nahkoda perubahan di iklim politik yang terlampau korup saat ini.

Hal itu akan menjadi tantangan besar, dan bukan mustahil untuk diwujudkan. Karena di masa sekarang anak muda lebih memiliki kemampuan kapital dan akses yang lebih dari generasi sebelumnya. Tinggal menunggu titik tolak panggilan kemanusiaan untuk ikut serta dalam mengambil peran.

Tetapi anak muda juga harus mampu mengartikulasikan idealisme dan spirit pengabdian agar bisa memberi teladan terkait gaya hingga tradisi politik demokrasi yang bernilai, supaya lebih menebarkan manfaat bagi masyarakat.

Pasalnya, praktik politik yang destruktif dengan pemeran perilaku koruptif dari para politisi dan pejabat, telah menjadi memoar kelam perjalanan bangsa, sehingga anak muda dapat menjadi diferensiasi yang menyajikan praktik politik yang santun, berkualitas dan bernilai.

Perlunya diferensiasi tersebut meliputi  orientasi berpolitik. Praktik politik anak muda idealnya perlu melihat bahwa politik adalah dunia pengabdian. Hal itulah yang sekiranya bisa menjadi pembeda dengan generasi tua.

Maka generasi muda dituntut harus bisa menjadi generasi yang idealis. Sebab, idealisme dapat menjadi benteng terakhir generasi muda agar tak terjerumus pada jeratan hukum, akibat kerakusan dan lupa diri.

Generasi muda perlu berkembang pula menjadi generasi yang idealis bahwa praktik penyelewengan kekuasaan itu berdampak signifikan jangka panjang. Dimomen Pemilu 2024 mendatang, anak muda harus membentengi diri dengan asupan keidealisan.

Sehingga dapat mengartikulasikan kebaruan dan pengabdian, serta dapat mewarnai lanskap politik diperhelatan Pemilu 2024, perlu digaris bawahi masyarakat memiliki harapan dan alternatif jawaban dari segala pertanyaan serta problematika yang mengemuka ditengah masyarakat.

Pengingat penutup yang dapat menjadi slogan motivasi bagi pemilih millenial, "Pemilu bersih ditangan pemuda" berlomba lomba lah dalam sikap kritis untuk kemaslahatan, sehingga pemilu dapat melahirkan pemimpin yang jujur dan adil. Salam pemilu berdaulat!

*) Ketua PC IKA-PMII Tebo

Editor: Administrator

Terkini

Devil’s Advocate di Satuan Pendidikan

Senin, 25 September 2023 | 09:56 WIB

Hak Milik dan Izin

Selasa, 19 September 2023 | 14:48 WIB

Hukum Alam Dalam Pembelajaran

Selasa, 29 Agustus 2023 | 09:58 WIB

Kemerdekaan dan Sabotase Diri

Kamis, 17 Agustus 2023 | 08:14 WIB

Tafsir 'Bajingan dan Tolol'

Rabu, 16 Agustus 2023 | 09:14 WIB

Lengser Keprabon, Mandig Pandito

Jumat, 11 Agustus 2023 | 10:14 WIB

Black Box Pembelajaran

Senin, 24 Juli 2023 | 08:51 WIB

Perkawinan dan Perbuatan Pidana

Sabtu, 22 Juli 2023 | 17:49 WIB

Izin dan Sertifikasi

Jumat, 7 Juli 2023 | 07:23 WIB

Libur dan Muhasabah Profesional

Senin, 26 Juni 2023 | 10:14 WIB

Guru ‘Bermuka Dua’

Senin, 5 Juni 2023 | 13:51 WIB

Tanggung Jawab Suami

Rabu, 24 Mei 2023 | 18:59 WIB

Resiko Bisnis atau Korupsi

Kamis, 11 Mei 2023 | 20:16 WIB

Media dan Marketing Politik

Minggu, 7 Mei 2023 | 16:37 WIB

Percakapan “Akademik’ Guru

Jumat, 5 Mei 2023 | 16:26 WIB
X