Solusi Efektif Atasi Kemacetan Parah Jalan Angkutan Batubara Jambi

- Selasa, 21 Maret 2023 | 08:21 WIB

Oleh: Pariantoni

KEMACETAN panjang dan parah telah menjadi pembicaraan hangat di setiap sudut daerah di Provinsi Jambi. Bagaimana tidak, jarak Kota Jambi dengan Muarabulian yang biasanya bisa di tempuh dalam waktu 1 - 1,5 jam, karena macet seringkali jarak yg hanya lebih kurang 70 km ditempuh dalam waktu 8 jam.

Dan kemacetan secara umum hingga mencapai 22 jam. Benar-benar sangat membosankan.

Tidak salah jika kemacetan terparah di Provinsi Jambi selama puluhan tahun ini selalu menjadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat. Baik di perkampungan maupun di perkotaan. Baik di warung kopi maupun di dalam gedung bertingkat yg nyaman dengan AC full 16\'C.

Gedung yang indoor view dan outdoor view sangat menyejukkan mata juga bicara tentang kemacetan yang menahun ini. Tidak sedikit yang mengomentari masalah ini dengan komentar sinis terhadap pemimpin Jambi, yang terkesan tidak punya kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan segera dan tuntas.

Harusnya pemerintah Provinsi Jambi mampu menyelesaikan permasalahan ini dengan tuntas dan tepat, serta cepat asalkan para pemimpin Jambi mau terbuka dengan keadaan dan dengan org- org sekeliling. Termasuk dengan daerah daerah tetangga atau daerah lain yang permasalahan dihadapi adalah sama atau hampir sama, Sumatera Selatan dan Sumatera Barat misalnya.

Jika saja pemerintah Provinsi Jambi mau secara terbuka untuk urung rembuk dengan potensi- potensi yang dimiliki oleh masyarakat Jambi termasuk dengan warga Jambi di perantauan, yang tentunya juga memiliki keahlian sangat banyak dan beragam untuk menyelesaikan permasalahan ini, baik ahli geologi, ahli tekhnik, ahli transportasi darat, laut maupun udara dan lain sebagainya. Disamping putra putri terbaik negeri Jambi yang masih berada di Provinsi Jambi itu sendiri.

Keikhlasan dan kemauan untuk malibatkan semua stakeholder yang ada adalah kunci penuntasan permasalahan ini. Mereka pasti mau diajak berunding urung rembuk dengan masyarakat adat, khususnya masyarakat yg di kelilingi oleh tambang batubara yang difasilitasi oleh pemerintah Provinsi Jambi.

Atau juga bisa lewat study banding dengan dearah lain. Misalnya bagaimana daerah lain yang dulu pernah mengalami kemacetan parah karena transportasi batubara, bisa keluar dari permasalahan rumit transportasi darat kala itu.

Atau dengan daerah lain yang kondisi sungainya hampir sama dengan Sungai Batang Hari. Bahkan bisa juga dengan menggunakan konsultan \'berkelas\' untuk ikut serta mencari solusi dan berkontribusi dalam penyelesaian permasalahan kemacetan panjang dan parah ini.

Provinsi Jambi salah satu provinsi yang masih mengizinkan truk batubara melintasi jalan kabupaten dan Jalan provinsi dari mulut tambang yang tersebar di Kabupaten Sarolangun, Tebo, Batanghari, Bungo, Tanjungjabung Barat dan Muarojambi, menuju berbagai pelabuhan yang berada di daerah Talang Duku dan Tanjungjabung Timur.

Jarak hauling pun juga beragam dari 150 - 350 Km dari mulut tambang ke pelabuhan. Ribuan truk tiap hari terus memadati jalan-jalan umum antar kabupaten,meskipun truk hanya diizinkan melintas pada malam hari. Yang menimbulkan banyak permasalahan seperti kemacetan, kerusakan jalan, debu hingga kecelakaan yang tidak sedikit telah menimbulkan nyawa melayang, menjadi hal yang umum terjadi di sepanjang jalan yang di lewati ini.

Bahkan lebih parah lagi jika di biarkan berlarut larut, tidak menutup kemungkinan hal ini akan meningkatnya rasa kecemasan dan frustasi yang tinggi bagi pengguna umum terutama bagi mahasiswa Universitas Jambi dan UIN STS Jambi yang berada persis di pinggir jalan yang di lewati truk-truk batu bara. Karena mahasiswa kedua perguruan tinggi negeri tersebut telah banyak yang menjadi korban meninggal akibat kecelakaan dengan truk batubara.

Beberapa solusi efektif yang dapat dilakukan dengan segera dalam pemecahan permasalahan kemacetan di Provinsi Jambi di ataranya :

Pertama, Pemerintah Provinsi Jambi beserta stakeholder lainnya harus mendorong melalui undang-undang atau peraturan daerah tentunya untuk menyediakan jalan khusus batubara. Hal ini bisa dilakukan dengan konsolidasi dan koordinasi secara menyeluruh dengan beberapa pihak terkait untuk menggunakan beberapa jalan milik perkebunan di Jambi ditambah peruntukannya bagi angkutan batubara.

Tentu dengan mengambil cara ini akan banyak kendala yg akan di temui nantinya. Karena pembuatan jalan khusus ini akan melewati perkampungan warga dan jalan milik perusahaan perkebunan yang belum tentu jalan milik pihak tersebut bersedia dipakai oleh truk-truk batubara karena pasti akan menggangu operasi kelangsungan bisnis mereka. Begitupun dengan perkebunan milik rakyat yang jumlahnya juga tidak sedikit.

Kedua, Pemerintah Provinsi Jambi harus bisa Mendorong pembangunan pelabuhan mendekati lokasi tambang khususnya di Kabupaten Bungo, Tebo, dan Sarolangun. Dengan mengkaji terkait batimetri sungai, halangan jembatan, kondisi pasir dan bebatuan yg ada di aliran sungai Batang hari dan sebagainya. Setahu saya sudah ada beberapa kontraktor yang mempelajari dan hendak membangun ini.

Perbandingan volume angkut dan biaya yang timbul jika menggunakan angkutan sungai berupa tongkang (Barge) adalah sangat efisien bila dibandingkan dengan angkutan darat (truk).

Dengan Tongkang ukuran paling kecil 180 ft mampu mengangkut batu bara sebesar 2000 metric ton per rit. Degan total biaya dan sewa tongkang per bulan lebih kurang Rp. 500 jt. Dalam 1 bulan bisa mencapai 60.000 MT per bulan (2000 MT *1 rit sehari * 30 hari = Qty 60.000 MT (loading 1 mother vessel ukuran normal untuk export).

Lain halnya bila transportasinya menggunakan angkutan darat (truk) biaya yang akan timbul adalah dengan rincian perkiraan sebagai berikut :

Untuk mengangkut 2000 MT (Ton) di perlukan 200 truk dengan kapasitas 1 truk adalah 10 MT dengan Ongkos 1 truk sekitar adalah 3 juta per truk. Maka untuk mengangkut 2000 MT batu bara di butuhkan biaya sebesar 200 truk x Rp 3 juta = Rp 600 juta per hari.

Berarti ada selisih Rp 100 juta bila dibandingkan dengan menggunakan kapal tongkang (Barge). Cukup besar efisiensinya. Itu baru hitungan per hari.

Dan dari 200 truk yg beroperasi dari 1 tambang akan mampu mengurai kemacetan lebih kurang 1, 2 km dengan asumsi ukuran 1 mobil adalah 6 m.

Bagaimana jika ada 20 tambang yg masing masing mengoperasikan 200 truk dalam 1 hari, maka hitungannya menjadi 200 truk x 20 tambang = 4.000 truk. Maka akan ada sepanjang 1,2 km x 20 truk per hari maka akan ada 24 km jalan akan berkurang kepadatannya. Luar biasa memang. Ada efisiensi (penghematan) biaya sebesar Rp 100 jutaper hari dan kelonggoran jalan bisa mencapai 24 km per hari.

Dengan mempertimbangkan semua dampak yang ditimbulkan kelak di kemudian hari semoga sektor pertambangan khususnya tambang batubara di Provinsi Jambi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat propinsi Jambi pada umumnya.

*) Pemerhati masalah sosial ekonomi

Editor: Administrator

Terkini

Devil’s Advocate di Satuan Pendidikan

Senin, 25 September 2023 | 09:56 WIB

Hak Milik dan Izin

Selasa, 19 September 2023 | 14:48 WIB

Hukum Alam Dalam Pembelajaran

Selasa, 29 Agustus 2023 | 09:58 WIB

Kemerdekaan dan Sabotase Diri

Kamis, 17 Agustus 2023 | 08:14 WIB

Tafsir 'Bajingan dan Tolol'

Rabu, 16 Agustus 2023 | 09:14 WIB

Lengser Keprabon, Mandig Pandito

Jumat, 11 Agustus 2023 | 10:14 WIB

Black Box Pembelajaran

Senin, 24 Juli 2023 | 08:51 WIB

Perkawinan dan Perbuatan Pidana

Sabtu, 22 Juli 2023 | 17:49 WIB

Izin dan Sertifikasi

Jumat, 7 Juli 2023 | 07:23 WIB

Libur dan Muhasabah Profesional

Senin, 26 Juni 2023 | 10:14 WIB

Guru ‘Bermuka Dua’

Senin, 5 Juni 2023 | 13:51 WIB

Tanggung Jawab Suami

Rabu, 24 Mei 2023 | 18:59 WIB

Resiko Bisnis atau Korupsi

Kamis, 11 Mei 2023 | 20:16 WIB

Media dan Marketing Politik

Minggu, 7 Mei 2023 | 16:37 WIB

Percakapan “Akademik’ Guru

Jumat, 5 Mei 2023 | 16:26 WIB
X