Ramadan Pergi...

- Senin, 17 April 2023 | 23:12 WIB
Amril Hidayat (Metrojambi.com)
Amril Hidayat (Metrojambi.com)

 

Oleh: Amril Hidayat*

KULIHAT dia (Ramadan) berada di muka pintu, sudah siap-siap mengangkat barang bawaanya.

Aku pun bertanya, sambil memegang erat tangannya, "Hendak kemana engkau wahai Ramadan?" sambil terus kupegang eratnya tangannya takut dia pergi.

Dia pun menjawab sambil melepaskan peganganku, "Sudah waktunya aku pergi, sudah hampir sebulan kebersamaan kita," ucapnya.

Aku kembali bertanya apakah tak bisa kau tunda kepergianmu karena aku masih ingin bersamamu, kapan kau kembali apakah kita bisa kembali berjumpa?

Ramadan berkata, "Tak ada yang bisa menunda kepergianku, sama seperti kedatanganku yang tak bisa ditolak siapapun".

"Aku pasti kembali bila tiba waktunya, tapi aku tak bisa memastikan perjumpaan kita, karena umurmu terbatas".

"Bila sampai umurmu ketika aku kembali artinya kita tak akan berjumpa, karena kau sudah menghadap pencipta mempertanggungjawabkan semua perbuatan mu di dunia ini," katanya lirih.

Dia kembali berkata, "Barang bawaanku ini nilainya berlipat-lipat, yang nantinya akan membantu mu di hadapan Sang Pencipta".

"Kalau kau lalai dan tak mengambil bawaanku merugilah kau, karena azab-Nya sangat pedih dan kau baru akan menyesal karena terlena dengan kehidupan di dunia," sebutnya.

Dia menyampaikan, "Rabb ku, sudah mengatakan, Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu," ucapnya mengutip Alquran surah Al Hadid ayat 20.

Dia pun melepaskan peganganku dan hendak melangkah pergi sambil berbisik, "jangan kau lupa teruslah melanjutkan semangat beribadah seperti ketika kita bersama dan terus berdoa memohon ampunan, memohon kekuatan iman serta meminta kita kembali dipertemukan ditahun mendatang," sampainya pelan.

Aku pun tak kuasa menahan tetesan air mata, karena tak sanggup akan mengenang pedihnya azab kubur dan neraka.

Halaman:

Editor: Ikbal Ferdiyal

Tags

Terkini

Devil’s Advocate di Satuan Pendidikan

Senin, 25 September 2023 | 09:56 WIB

Hak Milik dan Izin

Selasa, 19 September 2023 | 14:48 WIB

Hukum Alam Dalam Pembelajaran

Selasa, 29 Agustus 2023 | 09:58 WIB

Kemerdekaan dan Sabotase Diri

Kamis, 17 Agustus 2023 | 08:14 WIB

Tafsir 'Bajingan dan Tolol'

Rabu, 16 Agustus 2023 | 09:14 WIB

Lengser Keprabon, Mandig Pandito

Jumat, 11 Agustus 2023 | 10:14 WIB

Black Box Pembelajaran

Senin, 24 Juli 2023 | 08:51 WIB

Perkawinan dan Perbuatan Pidana

Sabtu, 22 Juli 2023 | 17:49 WIB

Izin dan Sertifikasi

Jumat, 7 Juli 2023 | 07:23 WIB

Libur dan Muhasabah Profesional

Senin, 26 Juni 2023 | 10:14 WIB

Guru ‘Bermuka Dua’

Senin, 5 Juni 2023 | 13:51 WIB

Tanggung Jawab Suami

Rabu, 24 Mei 2023 | 18:59 WIB

Resiko Bisnis atau Korupsi

Kamis, 11 Mei 2023 | 20:16 WIB

Media dan Marketing Politik

Minggu, 7 Mei 2023 | 16:37 WIB

Percakapan “Akademik’ Guru

Jumat, 5 Mei 2023 | 16:26 WIB
X