Oleh: Wahyu Hidayat*
MARKETING politik perlahan-lahan sudah masuk ke dalam sistem politik demokrasi di Indonesia saat ini. Suka atau tidak dan mau atau tidak mau, secara tidak sadar marketing politik sduah diterapkan dalam dunia politik demokrasi kita saat ini.
Tentunya dalam dunia yang serba bebas saat ini, ada batasan-batasan yang harus kita patuhi baik dalam berkomunikasi maupun dalam bermedia sosial.
Berbicara menegenai politik, tentu adalah hal yang sangat menarik untuk diperbincangkan, mengingat bahwa politik saat ini sudah masuk ke semua lini dan inti dari kehidupan masyarakat.
Masyarakat kita di dalam kesehariannya tidak terlepas dari mengkonsumsi produk-produk politik yang dihasilkan oleh politisi (elit).
Marketing politik di era demokrasi kontemporer saat ini menjadi senjata penting bagi para elit partai maupun individu. Hal ini berkaitan dengan salah satu cara mereka dalam memperebutkan hati dari masyarakat (pemilih).
Hinggar-bingar politik di Indonesia sekarang menjadikan politik sebagai bidang yang lebih penting untuk disimak ketimbang berbicara dengan bidang lainnya. Bahkan, isu-isu yang berkembang selalu dikait-kaitkan dengan politik.
Ini menunjukkan bagaimana masyarakat kita telah sedikit lebih maju dalam berpolitik, dimana masyarakat saat ini terlihat lebih kritis akan dinamika-dinamika yang terjadi di negara kita.
Perkembangan demokrasi di dunia kini harus berhadapan dengan kenyataan bahwa kapitalisme terus menggerogoti akan kehidupan masyarakat global. Karena kekuasaan yang ada begitu dekat dengan uang serta hak milih, maka politik dan kapitalisme tidak bisa dipisahkan.
Hal itu terlihat bagiamana untuk mendapatkan kekuasaan tidak terlepas dari semangat para kaum kapitalis, dan ini harus diakui berlaku dalam sistem politik kita akhir-akhir ini. Dimana semakin gencarnya demokrasi-liberal (Rawls, 1999; Fukuyama, 1992; Offe, 1991).
Perkembangan kapitalis berjalan seiring dengan demokratisasi. Melalui lembaga-lembaga ekonomi dunia, sebuah negara diberikan tekanan agar berorientasi pada pasar bebas.
Kehadiran lembaga internasional ini acapkali mengintervensi sebuah kebijakan suatu negara. Di Indonesia kapitalis berhasil beriringan dengan demokrasi, hal terlihat nyata dalam kekuasaan yang ada, bagaimana penguasa selalu berasal dari pengusaha.
Sebagai dampak dari kapitalisme, saat ini terjadi perkembangan yang begitu pesat dslam kemjauan teknologi informasi dan telekomunikasi. Dimana perkembangan teknologi tiap tahunnya selalu berinovasi, dimana kecanggihan tahun lalu akan ketinggalan zaman pada tahun ini.