• Sabtu, 30 September 2023

Guru ‘Bermuka Dua’

- Senin, 5 Juni 2023 | 13:51 WIB
Amri Ikhsan (Metrojambi.com)
Amri Ikhsan (Metrojambi.com)

Oleh: Amri Ikhsan*

ORANG munafik dalam Islam, yaitu orang yang realitas batinnya berbeda dari penampilan luarnya atau orang yang bermuka dua, penampilan dan perilakunya bertentangan dengan keadaan batinnya (Republika).

Semua sepakat bahawa sifat munafik merupakan ‘ancaman’ moral yang serius dalam kehidupan. Sifat ini dipastikan akan mengganggu hubungan silaturrahmi antar manusia. Para ulama mengatakan munafik merupakan penyakit hati yang dapat merusak diri dan mencemari hubungan antar sesama manusia.

Dalam konteks pembelajaran, ‘bermuka dua’ malah ‘dianjurkan’. ‘Bermuka dua’ bukan merujuk pada sifat manusia yang buruk tapi lebih pada ‘usaha’ guru dalam menyesuaikan ‘muka’ dan perilaku dengan kondisi siswa yang berada di ruang kelas. Ini bertujuan agar ‘muka’ guru yang sudah terkontaminasi di ruang kelas tidak ‘terbawa’ ke ruang kelas.

Guru pasti mengalami masalah dan beban-beban hidup dan rasanya sangat mustahil jika hidup guru berjalan lancar-lancar saja dan tidak ada rintangan atau halangan. Sebagai makhluk sosial, guru bisa merasa senang, bisa juga marah, bersedih, dan berduka.

Di luar kelas, guru juga bisa mengalami kebahagiaan atau penderitaan. Memang, masalah dan kesulitan dalam hidup, bisa dialami semua manusia.

Beragam masalah yang dihadapi: soal pekerjaan, kesehatan, keuangan, keluarga, anak, istri, tetangga, hubungan dengan orang tua atau mertua, soal rumah, soal gaya hidup. Bahkan sewaktu berada di sekolah/madrasah pun guru punya ‘masalah’: soal kenaikan pangkat, administrasi pembelajaran, soal ‘presensi online’, soal cara menghadapi siswa ‘nakal’, dan banyak lagi.

Masalah juga kadang bukan soal fisik semata, kadang bahkan melibatkan batin atau jiwa (Republika). Kadang-kadang masalah bisa membuat orang yang tadinya sehat, bisa jatuh sakit, tenang menjadi marah, berkata lembut dan santun menjadi kasar, biasanya kuat bisa berubah menjadi lemah, biasanya bisa menjaga harga diri berubah menjadi pemalu dan bahkan tidak tahu malu.

Memang, masing masing orang akan berbeda dalam menyikapi sebuah masalah, ada yang diam, ada yang ‘ngoceh’ dengan orang sekitar, cemberut, ada yang mudah marah marah kepada siapapun dan dimanapun.

Ada juga gejala menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan, merasa tertekan (stress atau depresi), bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain, mencemooh orang lain, kurang memiliki rasa tanggung jawab, sering mengalami pusing, kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama, pesimis dalam menghadapi kehidupan, kurang bergairah (Kemenag).

Sewaktu melaksanakan pembelajaran, guru idealnya ‘bermuka dua’. Apapun ‘permasalahan’ guru diluar kelas, ‘muka’ guru tidak boleh sama. Apapun ‘suasana hati’ guru di luar kelas ‘dilarang’ dibawa atau mempengaruhi tugas guru di dalam kelas. Semua ‘perasaan’ negatif guru harus berubah drastis sewaktu memasuki ruang kelas.

Kalau guru ‘tidak bermuka dua’ dan terbawa suasana ‘batin lain’, dikhawatirkan siswa akan menghadapi sebuah masalah ‘serius’ dan akan mempengaruhi interaksi dan komunikasi pembelajaran. Banyak penelitian mengungkapkan situasi belajar dan suasana batin guru sangat mempengaruhi ‘kualitas’ proses pembelajaran.

Harus disadari, pembelajaran itu harus dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan menggembirakan. Ada dua cara mewujudkan hal ini: santun berbahasa, mengaitkannya dengan penggunaan bahasa sehari-hari yang tidak menimbulkan kegusaran, kemarahan dan rasa tersinggung pada siswa dan santun dalam perbuatan, tatacara bertindak atau gerak gerik ketika menghadapi sesuatu atau dalam situasi tertentu. (Omar, 2000)

Oleh karena itu, agar dalam situasi guru yang punya ‘masalah’ dan pada saatnya harus melaksanakan pembelajaran dan mesti menyesuaikan ‘muka’. Maka, guru sangat disarankan untuk menerapkan ‘politik kesantunan’ dalam berinteraksi dan berkomunikasi dalam pembelajaran.

Halaman:

Editor: Ikbal Ferdiyal

Tags

Terkini

Devil’s Advocate di Satuan Pendidikan

Senin, 25 September 2023 | 09:56 WIB

Hak Milik dan Izin

Selasa, 19 September 2023 | 14:48 WIB

Hukum Alam Dalam Pembelajaran

Selasa, 29 Agustus 2023 | 09:58 WIB

Kemerdekaan dan Sabotase Diri

Kamis, 17 Agustus 2023 | 08:14 WIB

Tafsir 'Bajingan dan Tolol'

Rabu, 16 Agustus 2023 | 09:14 WIB

Lengser Keprabon, Mandig Pandito

Jumat, 11 Agustus 2023 | 10:14 WIB

Black Box Pembelajaran

Senin, 24 Juli 2023 | 08:51 WIB

Perkawinan dan Perbuatan Pidana

Sabtu, 22 Juli 2023 | 17:49 WIB

Izin dan Sertifikasi

Jumat, 7 Juli 2023 | 07:23 WIB

Libur dan Muhasabah Profesional

Senin, 26 Juni 2023 | 10:14 WIB

Guru ‘Bermuka Dua’

Senin, 5 Juni 2023 | 13:51 WIB

Tanggung Jawab Suami

Rabu, 24 Mei 2023 | 18:59 WIB

Resiko Bisnis atau Korupsi

Kamis, 11 Mei 2023 | 20:16 WIB

Media dan Marketing Politik

Minggu, 7 Mei 2023 | 16:37 WIB

Percakapan “Akademik’ Guru

Jumat, 5 Mei 2023 | 16:26 WIB
X