JAMBI - Musim kemarau yang kini melanda Provinsi Jambi membuat sejumlah sumur warga kering. Kondisi ini membuat warga khawatir, apalagi berdasarkan prediksi dari BMKG, musim kemarau baru akan berakhir September mendatang.
Guyuran hujan beberapa hari belakangan ini, masih belum mengisi sumur warga yang kering. Kondisi ini membuat sejumlah warga mulai bergantung pada pasokan air PDAM Tirta Mayang.
Arify, warga Kelurahan Bagan Pete, Kota Baru mengatakan, telah dua bulan lamanya mengalami kesulitan air bersih. Namun tiga minggu terakhir, air bersih dari sumur yang biasanya diharapkan kini sudah kering.
“(Air, red) PDAM sudah lama tidak mengalir, sumur sudah kering. Terpaksa kami harus beli air bersih,” ujarnya.
Menurutnya, air bersih yang biasanya ia beli berasal dari PDAM. Untuk satu minggu dirinya membeli sebanyak 1 kubik atau 1 ribu liter dari mobil tangki PDAM. Harganya didapat sebesar Rp 80 ribu. “Itupun pesan hari ini, lusa baru diantar,” ujarnya.
Pihak PDAM sendiri membenarkan telah menyiapkan layanan air bersih melalui mobil tangki untuk mengantisipasi terjadinya krisis air bersih. Pejabat sementara Dirut PDAM Tirta Mayang, Erwansyah, mengatakan pihaknya sudah mengecek seluruh intake PDAM, dari pengecekan debit air sangat kecil.
Untuk mengatasi kesulitan air pada masyarakat, dia menyebutkan pihaknya meningkatkan pelayanan mobil tangki. “Untuk antisipasi, kita (PDAM,red) yang pertama membuat pelayanan mobil tangki kepada masyarakat. Terutama pengisian tedmond air yang dimiliki masyarakat. Dan kami siap menerima telepon dari masyarakat,” tuturnya.
Tidak disebutkan secara pasti berapa dana yang harus dikeluarkan masyarakat untuk pelayanan mobil tangki air tersebut. Namun, dirinya mengatakan bahwa harganya disesuaikan dengan jarak tempuh yang harus dilalui mobil tangki.
“Harganya tergantung jarak tempuh. Saya berusaha maksimal memberikan kecukupan air kepada masyarakat,” tandasnya.