JAMBI - Sejumlah daerah di Kota Jambi hingga saat ini masih rawan banjir apabila hujan turun dengan intensitas tinggi. Banjir salah satunya disebabkan wilayah resapan air beralih fungsi menjadi perumahan, ruko, bangunan, dan pelebaran jalan.
Anggota DPRD Provinsi Jambi Kemas Al Farabi mengatakan, hal ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah. Ia meminta agar dalam hal perizinan harus mempertimbangkan ketersediaan daerah tangkapan air dan resapan air.
Kemudian sistem drainase dan box culvert perkotaan, serta revitalisasi kondisi aliran sungai harus diperhatikan agar memaksimalkan fungsi saluran air dan pengerukan menuju Sungai Batanghari.
Dikatakannya lagi, penyelesaian masalah banjir merupakan tugas bersama yang butuh keseriusan pemerintah untuk menganggarkannya. Tidak hanya itu, perlu juga masyarakat dengan kesadaran mental masalah sampah.
"Kondisi sembilan sungai utama di Kota Jambi perlu dilakukan pengerukan dan pelebaran sungai serta membangun waduk, program reboisasi, konservasi," katanya, Senin (26/9/2022).
Dia juga meminta mengusulkan agar melibatkan akademisi yang kompetensi, misalnya para ahli dan dosen teknik sipil dan lingkungan, serta penggiat lingkungan untuk memahami karakteristik banjir Kota Jambi untuk mencari solusi terbaik mengatasi persoalan banjir Kota Jambi.
"Masalah banjir ini merupakan pekerjaan rumah kita bersama," tandasnya.