METROJAMBI.COM - Bagaimana sejarahnya Yusak Adrian Hutapea, mau menjadi guru pertama yang mengajar suku terasing di pedalaman Jambi?
Sebelum bergabung dengan KKI Warsi dan bergelut dengan kehidupan Suku Anak dalam atau disebut juga Orang Rimba, Yusak sudah akrab dengan hutan dan lingkungan.
Ketika masih kuliah, Yusak Adrian Hutape aktif di sejumlah organisasi kemahasiswaan. Ia juga tercatat sebagai anggota Mahameru, lembaga mahasiswa pencinta alam di UPN Veteran, Yogyakarta.
Bahkan, beberapa penghargaan sempat ia dapatkan ketika masih berstatus mahasiswa.
Baca Juga: Usai Sidang Mediasi, Virgoun Sebut Takut Komentar Negatif Soal Inara Rusli: Kasihan Anak-Anak...
KKI Warsi yang konsisten melakukan pendampingan terhadap Orang Rimba merilis, begitu lulus kuliah pada 24 Januari 1998, Yusak mengirimkan lamaran kerja sebagai Pendidikan Budaya dan Lingkungan (PBL) di KKI Warsi.
Ia memilih bekerja di Warsi karena sangat tertarik melihat kehidupan suku terasing di pedalaman Jambi itu.
Rasa kemanusiaannya tersentuh melihat kondisi Orang Rimba yang masih sangat terbelakang dan sering dibohongi.
Baca Juga: Komisi Perlindungan Anak Indonesia Datang ke Jambi, Ini Tujuannya
Ia lalu meninggalkan kemapanan kota, demi mengajarkan pendidikan pada mereka di pedalaman Jambi.
Ia ingin mengajari anak rimba bisa baca, tulis, hitung, sehingga mampu membela hak dan kepentingan minoritas mereka yang kian terdesak.***
Artikel Terkait
Bila Suku Anak Dalam Jambi Merajuk Lewat Syair, Makna dan Bunyinya Menyayat Hati
Bukan Sihir Bukan Pelet, Begini Cara Pemuda Suku Anak Dalam Merayu Perempuan Idamannya
Begini Cara Orang Rimba Mengungkapkan Isi Hati dan Penyesalan, Biasanya Ini Penyebabnya...
Suku Anak Dalam di Pedalaman Jambi Rupanya Pandai Berpantun. Penasaran Bagaimana Bunyinya?