JAMBI- Keluarga korban membawa anak dan keponakannya ke Sentra Alyatama Jambi bersama Dinas Sosial dan pendamping kedua korban kasus Tindak Pidana Pergadangan Orang (TPPO) anak di bawah umur untuk penanganan dari segi kesehatan, mental maupun psikologisnya.
"Kita membawa kedua anak korban TPPO ini ke Sentra Alyatama Jambi agar untuk pemeriksaan kesehatan, psikologis dan penanganan pasca trauma. Kita mendapatkan cerita dari kedua korban, bahwa mereka dipaksa untuk melayani, dipukuli supaya disini mendapat informasi yang akurat ke depannya," kata Ketua TRC PPA Tanjab Barat sekaligus pendamping kedua korban, Yuliawati, Rabu (8/2).
Menurut cerita korban, bahwa mereka berdua dibawa sama temannya sendiri lalu dikenali oleh dua orang laki-laki. Lalu, korban disekap di rumah kosong yang berada di Kabupaten Tanjungjabung Timur.
Kemudian, kedua korban pun dipaksa dengan pelaku harus melayani dua laki-laki yang tidak dikenalnya untuk melakukan hubungan seksual.
"Kalau korban tidak menurutinya, mereka akan dapat kekerasan fisik yang dilakukan oleh pelaku," kata pendamping korban.
Terkait kasus TPPO ini, Polres Tanjabbar masih melakukan penyelidikan. Pihaknya masih menunggu hasil dari kepolisian, maka kedua korban dibawa ke Sentra Alyatama Jambi untuk melakukan pengamanan.
"Karena kita mendapatkan informasi dari keluhan keluarga, bahwa adanya rasa tidak aman untuk anaknya. Maka kita percayaan di Alyatama untuk penangganannya," ungkap Yuliawati.
Sementara itu, Kepala Sentra Alyatama Jambi Viking Rizarta mengatakan, saat ini kedua korban sudah dalam penyelamatan tahap awal, mungkin pihaknya anggap bahwa korban membutuhkan perlindungan, dan pihaknya khawatir korban mendapatkan tekanan dari pihak lain.
"Terkait untuk di tahap awal ini, kita akan mendampingi korban dari pekerja sosial di sini untuk menggali informasi maupun akan adanya pemeriksaan kesehatan dari perawat dan dokter maupun tim psikolog dan psikiater. Nanti juga ada bimbingan mental, maupun keagamaan selama di sini," katanya.
Selain mendapatkan pelayanan-pelayanan yang sifatnya psikologis, maupun mental anaknya. Pihaknya melihat juga dari anaknya tersebut apakah mempunyai minat dan bakat untuk berwirausaha, hal ini akan terus digali kedepannya.
"Ini juga kita akan berikan keterampilan yang bidang diminati nantinya," ujarnya.
Untuk keluhan diawal, pihaknya belum bisa memastikan apa yang sedang dihadapi oleh korban terkait kasusnya.
"Kalau dilihat tadi, keduanya pusing. Mungkin ini karena perjalanan yang jauh dari Tungkal ke Jambi, dan ini nanti akan dipastikan dengan pemeriksaan oleh dokter," tandasnya.