METROJAMBI.COM - Nama Malioboro di kota pelajar Yogyakarta tentu sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.
Malioboro adalah salah satu magnet penarik wisatawan bagi Kota Yogyakarta.
Lokasi Malioboro yang strategis karena berada di jantung Kota Jogja menjadikan tempat ini semakin populer di mata wisatawan domestik hingga mancanegara.
Baca Juga: Kapolda Jambi Beri Pernghargaan Pada Personel Berprestasi
Tak hanya itu, selain menjadi tujuan wisata untuk berbelanja dan menikmati suasana Kota Jogja, Malioboro juga memiliki daya pikat dalam aspek sosial dan budaya.
Dikutip dari akun Instagram @posindonesia.ig, kehidupan Malioboro sejatinya mewakili sebentuk hibriditas kultural sebagaimana tercermin dari konteks teritorial budaya Jawa dan Cina.
Kultur Jawa hadir dalam penempatan Malioboro sebagai sumbu imajiner yang mencerminkan nilai filosofis jati diri manusia.
Baca Juga: Gelar Manasik dan Pelepasan, Bupati Bungo Minta Jamaah Meluruskan Niat
Sedangkan budaya Cina hadir lewat konsep pemukiman Pecinan. Kemudian posisi Pasar Beringharjo dan Pecinan yang berlokasi agak jauh dari Keraton dibandingkan dengan alun-alun dan Masjid Kauman menunjukan konsep tata ruang tradisional di mana Malioboro sebagai wilayah ekonomi dan urban pada masa itu.
Di sisi lain, hadirnya Pecinan membawa konsekuensi konsep fungsi dan tata sosial yang agak unik bagi Malioboro.
Eksistensinya tidak semata-mata sebagai ruang publik melainkan beririsan dengan ruang privat sebagaimana fungsi rumah-toko yang khas di kalangan orang Tionghoa.
Baca Juga: Institut Teknologi Telkom Surabaya Buka Jalur Ekstensi Lulusan D3, Ada Beasiswa, Cek Jadwalnya
Pada situasi yang berbeda, Malioboro juga mewakili sebuah kebudayaan yang spesifik, yaitu kultur Jawa tradisi yang rentan dengan pemaknaan pelestarian serba artifisial.
Karena memiliki makna filosofis dan makna kultural yang kental, maka pada tanggal 7 Juni 2023 akan diluncurkan 3 macam prangko seri Malioboro.
Ketiga seri prangko baru ini terdiri dari Teras Malioboro, Ketandan Malioboro, dan Ngejaman Malioboro.***
Artikel Terkait
Bukit Khayangan Masih Menjadi Objek Wisata Primadona Kota Sungaipenuh
Pemkab Kerinci Beri Pelatihan Pengembangan Desa Wisata
Resmikan Wisata BUMDes di Keluru, Bupati Adirozal Sebut Satu Kecamatan Sudah Ada Tujuh Desa Wisata
Metrojambi Asri, Hunian Nyaman Dekat Objek Wisata Tawarkan Kemudahan Bagi Konsumen