METROJAMBI.COM - Keluhan petani pinang di Jambi bahkan seluruh daerah di Indonesia mulai menemui titik terang. Hal ini setelah upaya serius Bupati Tanjung Jabung Timur Romi Hariyanto menerobos langsung pasar ekspor mendapat dukungan penuh Kementerian Perdagangan.
Artinya ini merupakan angin segar bagi seluruh petani pinang, termasuk di Kabulaten Tanjubg Jabung Timur
Pada Kamis (09/06/2023) rapat koordinasi (rakor) lanjutan terkait komoditi dan ekspor pinang berlangsung dengan melibatkan beberapa buyer potensial India di Newdelhi dengan sejumlah pengekspor yang ada di wilayah Provinsi Jambi.
Rakor ini diikuti Aksamil Khair ketua tim bidang pengembangan pasar ekspor produk primer Kemendag RI, Nugroho Priyopratomo Direktur ITPC Chennai, perwakilan Pemkab Tanjabtim Muhammad Awaluddin dan Desi Herdianti.
Selain itu, ada juga Raraayya Viprasad dari perusahaan Navaratna Spring Agro Produk Private Limited dan Khaitan Sunshine Enterprises yang berinteraksi langsung dengan Anjas dari PEZ Sabak dan Muslim Bintang Pinang Cemerlang.
Sejumlah poin penting dihasilkan dari rakor yang digelar secara daring tersebut. Salah satunya adalah kesepakatan memperbaiki tata niaga pinang oleh kedua negara. Kedua negara sepakat untuk sama - sama melakukan evaluasi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tanjab Timur Muhammad Awaluddin yang ikut dalam rakor menjelaskan, bahwa pada prinsipnya Pemkab Tanjab Timur proaktif mengambil peran agar iklim ekspor pinang semakin kondusif.
Tata niaga pinang selama ini diketahui menempatkan petani pada posisi lemah dan nyaris tidak punya posisi tawar.
“Melihat fenomena itu, Bapak memerintahkan kami untuk segera mencari solusi yang komprehensif. Alhamdulillah upaya yang kita lakukan direspon sangat baik dan didukung oleh Kemendag,” ujar Awaluddin ditemui usai zoom meeting di kantor bupati, Kamis siang.
Baca Juga: Ingat..Dapat Makan Tiga Kali Sehari, Jamaah Dilarang Masak di Kamar Hotel, Ini Larangan Lainnya..
Ditambahkannya, Pemkab Tanjab Timur juga menginisiasi agar segera dibentuk asosiasi petani pinang Indonesia. Tujuannya agar posisi tawar petani bisa lebih baik dan jaminan kinerja pasar komoditi ini bisa lebih profesional. Terutama dalam kaitan kemitraan dalam rantai tata niaganya.
“Asosiasi itu bukan hanya memperkuat petani, namun juga membangun hubungan kemitraan yang lebih baik antara petani sebagai penyedia, eksportir sebagai perantara dan buyer sebagai pengguna. Intinya kita ingin semua merasa saling dimudahkan dan saling diuntungkan,” jelas Awaluddin.
