METROJAMBI.COM - Korban rudapaksa beberapa bulan lalu, di Kecamatan Tebo Ulu mendatangi Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tebo, Jumat (09/06/2023).
Korban P (16) warga Tebo Ulu, Kabulaten Tebo ini mengaku pasca kejadian yang dialaminya membuat kondisi mentalnya terpukul.
Mengkhawatirkan kondisi anaknya yang masih di bawah umur itu, ayah korban berinisiatif meminta bantuan perlindungan dan pendampingan psikologis ke Dinsos Tebo.
Menurut ayah korban, peristiwa yang dialami anaknya itu, sangat berdampak dengan masa depan, baik dari pendidikan maupun psikisnya.
"Ke depan anak ini akan saya sekolahkan lagi, namun kita meminta agar pihak dinas sosial bisa membantu mengembalikan mental anak saya agar jangan lagi trauma," kata ayah korban.
Ia juga berharap agar pihak kepolisian Polres Tebo mengungkap dan menangkap pelaku dari persembunyiannya selama masa pemulihan anaknya.
"Perkara ini sudah lama saya laporkan dan sampai saat ini polisi juga belum berhasil manangkap pelaku, mohon do'anya agar dalam waktu dekat ini pelaku segera ditangkap," ujarnya.
Diketahui, peristiwa yang menimpa korban dilakukan teman lamanya di dalam kamar tempat pangkas rambut.
Usai kejadian pelaku melarikan diri. Kasus yang dilaporkan pada Februari 2023 lalu ini sendiri masih ditangani aparat kepolisian Tebo.
Baca Juga: Hingga Maret, Terjadi 28 Bencana Alam, Karhutla dan Kebakaran Rumah di Tanjung Jabung Timur
Sementara itu, pihak Dinsos Tebo sendiri bakal melakukan pendampingan dan memberikan perlindungan kepada korban yang masih duduk di bangku kelas 1 SMA ini.
Kabid P2PA Resos Dinsos Tebo, Zaitun, menyebutkan korban bersama orang tuanya datang untuk mendapatkan perlindungan.
"Kita juga sudah menawarkan beberapa jalan, semua tergantung hasil keputusan anak ini, kita menunggu kesempatan baginya untuk berpikir dalam waktu dekat," ujar Zaitun.
Yang pasti, pihaknya akan tetap melakukan perlindungan terhadap korban, dan menawarkan untuk dilakukan rehabilitasi di Centra Alyatama Jambi.
Menurutnya, anak tersebut mendapat tekanan dan gunjingan dari lingkungan sekitarnya.
Penanganan itu, kata Zaitun untuk menenangkan kondisi psikis korban, sedangkan orang tua korban sudah sangat setuju. "Tapi tergantung dengan anaknya nanti, kami juga punya rujukan sekolah bagi mereka," ungkapnya.